Ai Fatimah Bicara Merawat Kebhinnekaan di Tengah Gempuran Modernisasi dan Globalisasi
Kemudian, Ai Fatimah mengutip Al-Qur’an Surah Al-Maidah Ayat 8.
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan,” jelas Ai Fatimah.
Dari ayat Al-Qur’an ini, kata dia, sebagai manusia tidak boleh memandang orang lain dengan sebelah mata hanya karena adanya perbedaan suku, agama, atau adat istiadat.
Menurut dia, dalam berinteraksi satu sama lain harus tetap mengedepankan rasa keadilan, yang merupakan petunjuk bagi kehidupan umat manusia dalam konteks berbangsa dan bernegara.
Perbedaan di antara sesama manusia jangan lantas menjadikan sebuah jurang yang menganga antara satu dengan lainnya.
Namun, kata Ai Fatimah, justru ini sebuah anugerah yang patut disyukuri dan harus senantiasa dirawat dengan baik.
Meskipun di tengah keragaman ini, banyak efek negatif dari poros globalisasi dan modernitas yang merambah tidak hanya pada jalan kehidupan pribadi, tetapi juga jalan kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mana dimensi kehidupan manusia tengah mengalami tirani modernisasi
Menurut dia, kondisi seperti ini sangat dimungkinkan agar aspek pemahaman pluralitas mampu menjadi filter terhadap bahaya modernisasi secara fungsional dan profesional yang menggerus nilai-nilai kebersamaan.