Aidil Sebut Ada Kelompok Berupaya Mendelegitimasi Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo hingga saat ini masih tegak lurus pada Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, Jokowi tidak berniat memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden menjadi tiga periode seperti diwacanakan selama ini.
“Wacana (masa jabatan presiden tiga periode, red) itu jelas sekali dihembuskan oleh kelompok yang ingin mengganggu dan mendelegitimasi kerja-kerja pemerintahan Presiden Jokowi,” kata Koordinator Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) Aidil Fitri di Jakarta, Kamis (18/3).
Aidil menyebut kelompok tersebut berasal dari barisan yang kalah dalam pemilihan presiden sebelumnya. Kelompok itu akan terus mengganggu pemerintahan Jokowi, salah satunya dengan menghembuskan isu tersebut.
Menurut Aidil, kelompok ini khawatir jika pemerintahan Presiden Jokowi berhasil akan berdampak terhadap eksistensi gerakannya. Kelompok ini tidak berafiliasi dengan partai politik yang bergabung di pemerintahan Jokowi.
Ketua Umum Foreder Jokowi ini mencurigai kelompok yang menghembuskan isu tersebut adalah mereka yang selalu menggunakan isu agama dalam mencapai tujuan politiknya. Kelompok ini mendapat dukungan dari kaum intoleran yang selama ini berseberangan dengan pemerintah.
“Kelompok intoleran yang selama ini masih terus saja mengganggu kerja presiden. Sebut saja itu eks HTI, eks FPI yang ingin berkuasa dengan segala cara pada 2024,” ujar Aidil.
Bangun Kesan Jokowi Haus Kekuasaan
Abdul Havid Permana selaku Ketua Umum Kornas (Komite Rakyat Nasional) Jokowi, mengatakan wacana masa jabatan Presiden tiga periode dibangun untuk memunculkan opini bahwa Presiden Jokowi haus akan kekuasaan.