Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Air Sirup

Oleh: Dahlan Iskan

Sabtu, 05 Februari 2022 – 08:08 WIB
Air Sirup - JPNN.COM
Dahlan Iskan edisi Air Sirup. Foto: Ricardo/JPNN.com

NU dan politik sudah seperti air dan sirup. Bisakah jadi ibarat air dan minyak. (*)

Komentar Pilihan Disway*
Edisi 4/2: Ingat Tomy

Panggiring At Alasroban
Setidaknya ada 2 jembatan panjang yang kabarnya timbul tenggelam. Pernah sudah begitu jelas tapi akhirnya tidak jelas lagi. 1. Jembatan selat sunnda, waktu itu nampak seperti sudah mau di bangun. Tak sabar menunggu realisasinya. Eh belakangan jadi tah jelas nasibnya. 2. Jembatan Batam Bintan. Nasibnya juga begitu pernah sudah gegap gempita seperti mau di bangun, Tapi sampai sekarang masih tak jelas. Bahkan waktu itu mau ada pembangunan pelabuhan Tanjung Sauh untuk menyaingin pelabuhan Singapore. Jembatanya tidak jelas, Pelabuhanya tidak jelas. Singapore yang mau di saingi jelas terus membangun pengembangan pelabuhan di negaranya. Semakin jauh, semakin susah untuk mengejar.

Aryo Mbediun
Dari Arab pulang ke Arab Yang di Arab belajar mengaji Siang diharap malam diharap Yang diharap tiada mengerti Pagi ini lauknya itik Digoreng garing sedap rasanya Ada banyak gadis yg cantik Hanya dirimu yg aku cinta

Mbah Mars
@Pak Thamrin: salah satu fungsi pantun itu adalah untuk memikat hati wanita. Coba ingat2 pantun2 jaman old. "Satu titik dua koma. Kamu cantik siapa yg punya", "Good morning selamat pagi. Baju kuning menarik hati"

Pembawa virus pantun di Disway itu Pak Thamrin. Lalu yg bikin nular-nular adalah Bang Amat dan Bang Udin. Nah, yg bikin pantun jadi pandemi adalah Cak Aryo Mbediun. Saya jadi ingat Arya Dwipangga kakaknya Arya Kamandanu yg penyair itu. Yang pandai merayu wanita. Kayaknya Cak Aryo Mbediun ini bakat juga jadi Don Juan. Kaboooor

Awaludin Haris
Seandainya saya punya no wa aba direktur disway yang hebat saya akan kirim wa yang isinya kok bisa baterei tinggal 10% memangnya gk bawa power bank tapi tidak jadi karena takut dikira menjadi pembaca disway yang cerewet

bou aliumar
seandainya ada jembatan yang menghungkan selat sunda saya akan pilih naik jembatan di bandingankan naik ferry cepat sekalipun..saya tidak keberatan sekali naik jembatan ini dengan biaya rp 650 ribu yang pasti naik jembatan ini dengan panjang kira kira 30 km ..dengan masa tempuh hanya 30 menit tentu akan memperlancar mobilitas masyarakat...coba bandingkan naik ferry executive yg masa tempuh 1 jam 20 menit belum lagi menunggu antrian kapal yang berangkat dan waktu sandar kapal yg bisa makan waktu sajam jam..ini terasa sangat lama sekali.. andai saja bangsa ini punya pemimpin yg bisa mewujudkan mimpi besar yang selalu tertunda berkali kali ini...saya berharap semoga saya kelak dapat menyaksikan wujud jembatan ini...

Tentu Muhaimin Iskandar senyum-senyum dikulum. Ia baru saja mendapat peringatan dari PBNU. Gara-gara...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News