Aksi Brutal Geng Motor Mirip Adegan Film, Seorang DJ Tewas
jpnn.com - SURABAYA – Geng motor tumbuh lagi di Surabaya dan makin brutal. Setidaknya, dua peristiwa pada pagi buta di kawasan Pucang dan Ngagel Jaya Selatan kemarin menjadi indikasinya.
Seorang cyclist menjadi korban pemukulan tanpa sebab yang jelas. Berdasar keterangan banyak saksi mata, anggota geng motor tersebut memukuli Aditya Wahyu Budi Artanto, seorang DJ, yang beralamat di Jalan KRI Rempang, Sawotratap. Ironisnya, pemuda 24 tahun itu dikeroyok setelah mengalami kecelakaan hebat karena mengejar dan dikejar geng motor tersebut.
Suzuki X-Over nopol W 1233 RG yang dikemudikan Aditya remuk setelah menabrak pohon di kawasan lintasan KA Ngagel Jaya Selatan. Dalam kondisi lemah dan tidak bisa bergerak (terjepit airbag yang mengembang), Aditya dihantam, baik dengan kepalan tangan maupun batu, oleh belasan pemuda.
Sebelumnya, geng motor itu menyasar seorang cylist. Berdasar informasi yang dihimpun, korban pertama tersebut adalah cyclist yang hendak nggowes. ’’Saat itu saya hendak pergi ke rumah teman di kawasan Bratang,’’ kata pria yang tidak mau disebut namanya dengan alasan keamanan tersebut.
Dari rumahnya di kawasan jalan raya Kertajaya, dia melintas ke kawasan Pucang sekitar pukul 04.15. ’’Sebab, saya janjian dengan kawan nggowes lainnya di Dunkin Donuts Jalan A. Yani pukul 05.00,’’ ucapnya.
Tanpa sebab, jalan korban mendadak saja dipotong belasan pemuda yang diduga anggota geng motor. Tiba-tiba saja, beberapa di antaranya langsung mengirimkan bogem mentah ke kepala cyclist nahas tersebut. ’’Saya tidak tahu apa-apa, tiba-tiba saja pandangan menjadi gelap,’’ tuturnya. Saat itu dia mengaku hanya melindungi kepalanya ketika pukulan datang bertubi-tubi.
Kemudian, ada sejumlah pengendara lain yang menyalakan klakson sehingga kawanan geng motor itu bubar. Rupanya, mereka hendak setting (istilah anggota geng motor tersebut untuk trek-trekan liar di jalan raya) di kawasan Ngagel Jaya Selatan. Sejak dulu, kawasan itu memang salah satu arena tidak resmi balapan liar. Para geng motor menamainya ’’Krukah’’, mengacu pada kampung di dekat situ..
Peristiwa selanjutnya lebih tragis. Saat itu Aditya baru saja pulang bekerja sebagai DJ di Emperor Club. Pada saat yang bersamaan, terjadi balapan liar. ’’Posisinya waktu itu, ada dua motor yang mau start balapan,’’ ucap Arif Susanto, seorang sopir taksi yang juga melintas pada waktu yang bersamaan. Taksi yang dikemudikan Arif kebetulan berada persis di belakang mobil Aditya.