Aktifitas Para Napi Kasus Korupsi di LP Cipinang
Ada Ketua RT, Ngikuti Debat Capres dan Ngajar Paket CJumat, 03 Juli 2009 – 06:34 WIB
"Ibu (istri, red) dan anak-anak biasa datang hari Selasa, Kamis, dan Sabtu," begitu Ramli membuka pembicaraan. Dari tiga putra-putrinya, satu SMA di Jakarta, satu kuliah pasca sarjana di Trisakti, dan satunya lagi tamatan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) kini sudah kerja di Pemko Medan . Istrinya sendiri sudah lama tinggal di rumahnya yang ada di Jakarta . Jadi, tak begitu tersiksa memendam rindu ke orang-orang tercinta. Ramli yang terjerat kasus APBD dan pengadaan mobil pemadam kebakaran (damkar) itu kini malah tampak lebih bugar, dibanding saat masih menjadi tahanan di Mabes Polri.
Tapi tampaknya Ramli masih harus banyak urusan. Setelah pengadilan tindak pidana korupsi menjatuhkan vonis empat tahun kepadanya, kini kasus lain sudah menunggunya. Kejaksaan Agung (Kejagung) membuka kembali kasus ruislaag Kebun Binatang Medan (KBM), yang terjadi saat dia masih menjabat sebagai Sekda Kota Medan. Siang itu, di mejanya tertumpuk sejumlah berkas berisi dokumen ruislaag. "Aneh sekali, saya yang hanya seorang Sekda kok malah dijadikan tersangka?" ucapnya lirih. Dia mengaku, hingga kini belum pernah menerima surat pemberitahuan dari Kejagung mengenai statusnya yang sudah tersangka.
"Oh, saya mau shalat dulu ya," ujar Ramli sembari berdiri, karena jam sudah masuk waktu luhur . Dia berjalan menuju ruang sekatan di pojok ruang Serbaguna. Tapi, baru berapa langkah, dia berhenti karena berpapasan dengan Syahril Sabirin. Keduanya tampak begitu akrab. Bahkan, mantan orang tertinggi di BI itu tampak menaruh sikap hormat kepada Ramli. Begitu Ramli berlalu, Syahril kembali duduk, melanjutkan obrolannya dengan sejumlah pria yang membesuknya.