Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Alan-Susi, Rindu Zaman Keemasan

Senin, 04 Agustus 2008 – 07:57 WIB
Alan-Susi, Rindu Zaman Keemasan - JPNN.COM
Alan Budikusuma dan Susi Susanti. Foto: Dok/JP
LAMA tidak terdengar kabarnya, pasangan pebulu tangkis nasional Alan Budikusuma dan Susi Susanti berencana kembali memarakkan dunia bulu tangkis Indonesia. Tapi bukan sebagai pemain. Pasangan yang tengah menekuni bisnis produk badminton tersebut berencana membuka sekolah badminton pertama di Indonesia.

Mereka tampak antusias menyampaikan rencana tersebut. Tampil kompak dalam balutan kaos oranye, pasangan peraih medali emas pertama dalam olimpiade 1992 tersebut mengungkapkan keinginan mereka untuk kembali menyaksikan dunia bulutangkis Indonesia kembali mengalami jaman keemasan.

Untuk itu, keduanya berniat mencari bibit-bibit muda potensial untuk menjadi pebulu tangkis handal tanah air. “Kami ingin sekali bisa membangkitkan kembali dunia bulu tangkis kita,” ujar Alan ketika ditemui pada acara launching produk olahraga di Banda Room, JW Marriott.

Alan menuturkan, rencananya Badminton Academy tersebut akan dibuka tahun depan. “Jika tidak ada halangan, kita akan membuka pertama kali di Jakarta,”katanya. Meski belum melakukan banyak persiapan, Humas PBSI itu menjanjikan bahwa, sekolah tersebut tidak sekedar berkutat dengan bulu tangkis.

Sekolah binaannya tersebut, lanjut Alan, berbeda dengan klub bulu tangkis milik salah satu perusahaan ternama. “Kita tidak hanya akan menghasilkan atlet bulu tangkis, tapi juga ahli-ahli bidang lain. Bukan tidak mungkin, alumnus kita menjadi pengusaha, psikolog atau pelatih. Karena, semua ilmu tersebut diajarkan,”jelasnya.

Alasan lain yang mendasari keinginan mendirikan sekolah tersebut, yaitu menyaksikan rekan-rekannya yang pernah menjadi atlit, setelah pensiun hanya melakoni pekerjaan yang kurang layak dibanding prestasi yang pernah diraih. “Banyak dari teman-teman saya yang sudah pensiun, jadi tukang ojek, atau tukang cap karcis tol,”keluhnya.

Alan pun mengakui, atlet bulu tangkis yang telah mencapai usia 30 tahun, akan banyak kehilangan potensi yang dimiliki. “Tidak semua orang bisa menjadi juara, untuk itu mereka perlu memiliki keahlian lain selain bermain bulu tangkis,”lanjutnya. Karena itu, skill dan keahlian khusus juga akan diajarkan dalam sekolah binaannya tersebut.

Pasangan tersebut juga melakukan re-launch produk Badminton Astec milik mereka yang merupakan singkatan dari Alan Budikusuma-Susi Susanti Technology. Produk yang telah dipasarkan sejak tahun 2003 itu dirasa kurang mengena terhadap pasar. Untuk itu, keduanya kembali mempromosikan produk tersebut dengan semakin mendekatkan diri pada konsumen. Salah satu contoh konkrit bentuk pendekatan tersebut adalah perhelatan Astec Open yang berlangsung setiap tahun. (ken)

LAMA tidak terdengar kabarnya, pasangan pebulu tangkis nasional Alan Budikusuma dan Susi Susanti berencana kembali memarakkan dunia bulu tangkis

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News