Alasan Pangeran MBS Pilih Tiongkok ketimbang Indonesia dan Malaysia
Di India, putra kandung Raja Salman tersebut juga disambut ramah. Meskipun, India sedikit ngambek karena sang pangeran mengunjungi Pakistan lebih dulu.
Pesawat MBS harus pulang ke Riyadh sebelum resmi mengunjungi New Delhi. Itu permintaan India yang masih geram dengan insiden bom bunuh diri Pulwama yang diklaim diotaki Pakistan.
Namun, Perdana Menteri India Narendra Modi tetap memberikan pelukan hangat bagi pria 33 tahun tersebut saat turun dari pesawat di Indira Gandhi International Airport.
Menurut Haaretz, sambutan di bandara itu melanggar protokol. Membalas kehangatan tersebut, MBS berjanji bahwa India bisa mendapatkan investasi senilai USD 100 (Rp 1.404 triliun) miliar.
Tujuan terakhir MBS adalah Tiongkok. Dia bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk memperkuat kerja sama ekonomi. Di Tiongkok, aspek ekonomi adalah tali hubungan yang paling penting bagi Arab Saudi.
Apalagi, MBS punya proyek besar-besaran untuk melepaskan Arab Saudi dari roda perekonomian lama. Dia ingin mengganti status Negara Jazirah itu dari pemain migas menjadi pemain pasar keuangan. Hal tersebut dirangkum dalam program Visi 2030.
"Tiongkok punya pengalaman, dana, teknologi, dan sumber daya untuk mewujudkan visi itu," ujar pakar Timur Tengah di China Institute of International Studies Li Guofu.
Peta yang digambar Arab Saudi sudah jelas. Mereka ingin kembali masuk ke jalur sutra yang sedang digalang Tiongkok. Itu semakin dipertegas pada dua tujuan negara yang dibatalkan di saat terakhir, Indonesia dan Malaysia.