Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Alasan Sutradara Angkat Cerita Ahok ke Layar Lebar

Jumat, 07 September 2018 – 09:18 WIB
Alasan Sutradara Angkat Cerita Ahok ke Layar Lebar - JPNN.COM
Sutradara Putrama Tuta mengarahkan Daniel Mananta, pemeran Ahok di film A Man Called Ahok. Foto: The United Team of Art

jpnn.com, JAKARTA - Kisah orang terkenal penuh inspiratif selalu menarik untuk diadaptasi ke layar lebar. Salah satu tokoh yang pernah menyita perhatian masyarakat Indonesia adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Sineas Putrama Tuta tergerak menceritakan kembali sepenggal kisah hidup Ahok melalui proyek film terbarunya, A Man Called Ahok. Sebuah film drama yang diangkat dari buku A Man Called Ahok karya Rudi Valinka. Film ini dirancang untuk berbicara bahwa setiap orang bisa mencintai negara dengan caranya masing-masing dan membuat perubahan nyata yang positif bagi orang banyak.

“Saya menggambarkan cerita ini ke layar lebar untuk mengingatkan kita semua dengan berkaca pada sejarah, serta menambah rasa untuk mencintai tanah air,” ujar Tuta.

Ahok adalah sosok kontroversial pemimpin dan pelayan masyarakat, pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur dan Gubernur DKI Jakarta. Cara bekerja dan gaya bicaranya dianggap tidak lazim untuk lawan-lawan politik, juga sebagian besar warga.

Kebijakan yang dihasilkan Ahok dapat membawa perubahan yang sangat berarti dan dapat dirasakan secara langsung oleh warga Belitung Timur dan DKI Jakarta. Buah pikirannya mendapat pengakuan dan penghargaan dari dalam dan luar negeri, di antaranya; Pejuang Anti Korupsi dari Gus Dur Award, Penghargaan Anti Gratifikasi, Bung Hatta Anti-Corruption Award, Time Magazine Best Governor Choice, Global reThinkers. Ahok merupakan salah satu ikon politik yang kontroversial yang dimiliki oleh bangsa ini.

“Saya melihat Basuki Tjahaja Purnama adalah sebagai sosok fenomenal yang dicintai banyak orang dan dibenci oleh lebih banyak lagi. Bagi mereka yang mengetahui hal ini, mereka hidup di dalam bagian sejarah yang tercatat oleh seseorang yang bernama Ahok,” ucap Tuta melanjutkan.

Film ini ‘meminjam’ cerita dari kehidupan Ahok kecil di Gantong, kepulauan Belitung Timur sekitar 1976 sampai beliau menjabat Bupati Belitung Timur 2005. Sosok Ahok muda diperankan Eric Febrian, putra daerah Belitong, sedangkan Ahok dewasa oleh Daniel Mananta.

Ini adalah sebuah cerita bagaimana sebuah karakter dapat terbentuk, apa yang membuat seorang Ahok menjadi sosok yang kita kenal saat ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News