Album Titik Api dari Harry Roesli Gang Dirilis Ulang
Pada prosesnya, album Titik Api tercipta untuk memperingati satu tahun pagelaran Opera Rock - Ken Arok yang dipentaskan pertama kali di Dago Tea House, Bandung.
Oleh sebab itu, LaMunai memilih untuk merilis Titik Api di bagian akhir dari trilogi Harry Roesli Gang, album ini adalah penyempurnaan dari musik Philosophy Gang dan Ken Arok.
Album Titik Api dari Harry Roesli Gang, dinilai merupakan sebuah perkawinan silang yang optimal antara musik timur dan barat, yang saat itu sangat digandrungi anak muda Indonesia.
Materi di dalamnya menyajikan sebuah fusi antara nada rock dari raungan gitar, keyboard dan drum dengan bebunyian organik. Seperti gamelan, rebab, angklung sampai bel sepeda, semua diaduk dan dikemas dengan sangat baik oleh Harry Roesli Gang.
Sama seperti album sebelumnya, album Titik Api dari Harry Roesli Gang ini juga diedarkan di sejumlah negara. Album dirilis ulang dalam bentuk piringan hitam.
"Album ini kami diedarkan di Indonesia dan beberapa negara di Eropa," imbuh Rendi.
Peluncuran ulang album Titik Api dari Harry Roesli Gang ditandai dengan sebuah diskusi tentang sepak terjang mendiang Harry Roesli menggarap album tersebut.
Diskusi diadakan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (12/3) malam. Menghadirkan sahabat, rekan satu grup, pengamat musik, dan pelaku industri musik saat ini. Antara lain, Dieter Mack, Hari Pochang, Harsya Wahono, Herry Dim, dengan moderator David Tarigan. (mg3/jpnn)