Alhamdulillah, Bisnis Kuliner Bergairah setiap Ramadan dan Lebaran
’’Secara keseluruhan, angka penjualan resto dan kafe di Jatim memang turun 20 persen di tiga bulan pertama 2019. Banyak penyebabnya,’’ akunya. Dia menyebut isu politik menjadi salah satu penyebab lesunya bisnis kuliner sepanjang Januari–Maret.
Namun, Tjahjono optimistis pada semester kedua nanti angka penjualan kuliner Jatim bisa double digit. Apalagi, belakangan banyak kafe baru yang bermunculan. Menurut Tjahjono, hal itu bisa memberikan dampak yang baik untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Beberapa contoh tempat makan baru yang akan buka di Surabaya adalah saladstop, nasi goreng milenial, dan kopi becak. ’’Uniknya, semua owner-nya adalah anak muda,’’ ungkap Tjahjono.
Apkrindo memang mengakui bahwa tren pengusaha muda di rentang usia 22–30 tahun meningkat secara signifikan. Sebanyak 30–40 persen dari semua bisnis kuliner di Jatim dimiliki kalangan milenial. Rata-rata mereka membidik segmen menengah. (car/c5/hep)