Alhamdulillah, BRI Sebut Tren Restrukturisasi Kredit Nasabah Konsisten Menurun
"Sehingga, pada akhir Desember 2021 total portofolio restrukturisasi kredit secara keseluruhan turun," ungkap dia.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto terkait rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) menargetkan bisa terus ditekan di bawah tiga persen hingga akhir tahun ini. NPL Gross BRI sepanjang 2020 lalu tercatat 2,99 persen.
"Harapan kami dan kalau kita lihat sekarang mulai ada vaksin sehingga PSBB bisa dilonggarkan dan kita tahu UMKM di samping ada transaksi digital, tapi faktor tatap mukanya masih besar," kata dia.
Dia pun optimistis bisa mempertahakan NPL di bawah tiga persen.
"Maka kami optimistis 2021 dengan adanya vaksin ini akan membaik sehingga harapan kami NPL bisa dipertahankan di bawah 3 persen," tegas Catur.
Pada tahun lalu, lanjut dia, bank spesialis kredit mikro tersebut mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 18,66 triliun, sehingga total aset perseroan mencapai Rp 1.511,8 triliun atau tumbuh 6,7 persen (yoy).
Sementara itu, pertumbuhan kredit mencapai 3,9 persen (yoy) atau menjadi Rp 938,4 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) berhasil tumbuh 9,8 persen pada 2020 menjadi Rp 1.121,1 triliun.
Sebagai informasi, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun 2021 BRI baru saja menyetujui pembayaran dividen sebesar Rp 12,1 triliun atau 65 persen dari laba bersih konsolidasi 2020 sebesar Rp 18,6 triliun, sedangkan sisanya sebesar 35 persen atau sebesar Rp 6,5 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan. (antara/jpnn)