Ali Ghufron: Kemampuan Manajerial di Perguruan Tinggi Rendah
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemenristekdikti Prof Ali Ghufron Mukti mengungkapkan, kemampuan leadership para dosen maupun rektor di Indonesia masih rendah.
Banyak dosen yang diberikan tambahan tugas jadi pimpinan rektor, kemampuan manajerialnya rendah. Mereka hanya mengandalkan dana dari mahasiswa dan tidak punya inovasi. Akibatnya, kualitas perguruan tinggi berjalan di tempat.
"Dosen-dosen yang diberikan tugas tambahan jadi pimpinan perguruan tinggi dan para rektor jarang mendapatkan pelatihan leadership. Ini akan mengganggu peningkatan kualitas perguruan tinggi," kata Ghufron di kantornya, Senin (20/5).
Dia menegaskan, pemimpin menjadi ujung tombak yang menentukan keberhasilan suatu organisasi. Begitu pula yang terjadi dalam pendidikan tinggi. Peran rektor atau direktur menjadi kunci keberhasilan suatu perguruan tinggi.
Dengan demikian apa yang dihasilkan, baik itu lulusan, riset, dan inovasi bisa memberikan nilai tambah bagi pembangunan nusa dan bangsa.
BACA JUGA: Peringatan Menristekdikti kepada Mahasiswa soal Aksi 22 Mei
Dia menyebutkan, dari 4.741 perguruan tinggi di Indonesia, tidak semuanya memiliki seorang pemimpin atau leader yang kuat. Di sisi lain, permasalahan utama yang dihadapi pendidikan tinggi saat ini, meliputi akses, kualitas, pemerataan, dan keadilan. Krisis kepemimpinan pun tak jarang justru kian membuat persoalan semakin kompleks karena masalah internal perguruan tinggi.
"Dosen-dosen di Indonesia fokusnya ngajar, ngajar, ngajar sehingga melupakan waktunya untuk mengembangkan diri. Makanya sulit mencari bibit-bibit pemimpin perguruan tinggi yang hebat," terangnya.