ALI Tolak Kenaikan Biaya Kontainer di Tanjung Priok
jpnn.com - JAKARTA - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menolak kenaikan biaya container handling charge (CHC) atau biaya penanganan kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Penolakan ini dilakukan di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dan tingginya biaya logistik nasional. "Sangat disayangkan, PT Pelindo II mengajukan usulan kenaikan CHC pelabuhan Tanjung Priok kepada Kemenhub beberapa waktu lalu," ujar Ketua Umum DPP ALI, Zaldy Masita, Selasa (20/5).
Menurut Zaldy, dengan kenaikan volume dan efisiensi yang selama ini dikatakan Pelindo II, seharusnya CHC malah diturunkan, bukan sebaliknya yakni dinaikkan.
Zaldi menambahkan, biaya satu kontainer di Tanjung Priok lebih mahal dua kali lipat dibandingkan dengan biaya pengiriman dari Jakarta ke Hongkong. Padahal lanjut Zaldy, beberapa bulan lalu, Pelindo II baru saja menaikkan biaya penyimpanan di pelabuhan yang berdampak kepada semua importir tanpa pandang bulu.
"Sekarang manajemen PT Pelindo II mengusulkan lagi kenaikan CHC, di mana CHC di Tanjung Priok selama ini adalah yang paling tinggi dibandingkan berbagai pelabuhan di kawasan ASEAN," katanya.
Karenanya, ALI menegaskan menolak dengan tegas usulan kenaikan CHC oleh Pelindo II di Pelabuhan Tanjung Priok dan berharap Menteri Perhubungan menolak rencana tersebut.
Di samping itu, Zaldi juga mengingatkan pentingnya pemerintah segera mengembangkan pelabuhan di sekitar Tanjung Priok seperti Marunda, Dry Port Cikarang, Cilamaya, Tanjung Emas, Tanjung Perak.
"Pengembangan pelabuhan ini layak dilakukan, agar arus barang tidak menumpuk pada Pelabuhan Tanjung Priok saja," tandas dia. (chi/jpnn)