Alumni Trisakti Ajak Publik Tolak Prabowo
jpnn.com - JAKARTA - Keluarga Besar Alumni Universitas Trisakti mengajak publik untuk menolak Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) pada pemilu presiden Juli nanti. Alasannya, mantan Danjen Kopassus yang menjadi capres dari Partai Gerindra itu masih terbelit persoalan kasus pelanggaran HAM tahun 1997-1998.
Koordinator Keluarga Besar Alumni Universitas Trisakti, Indra Simatupang, dalam diskusi 'Melawan Lupa-Tragedi Berdarah Trisakti', di Jakarta, Kamis (8/5) mengatakan, Prabowo sebagai capres memiliki permasalahan HAM, moral dan hukum. Indra menegaskan, Prabowo harus lebih dulu bertangung jawab dalam kasus penculikan aktivis di penghujung kekuasaan Orde Baru.
"Atas dasar itu, kami menolak pencalonan Prabowo Subianto," kata Indra di acara yang juga dihadiri Ketua Setara Institute Hendardi, Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) Jakarta Poltak Sinaga dan para orang tua korban tragedi Trisakti.
Indra menambahkan tragedi Trisakti yang terjadi 12 Mei 1998 serta kasus penculikan pada 1997-1998 menyisakan luka mendalam bagi kemanusiaan. Ironisnya, kasus itu sampai sekarang tak terselesaikan secara hukum untuk mengadili para pelakunya. Sementara para aktivis yang diculik sampai saat ini juga tak kunjung diketahui keberadaannya.
Sedagkan Poltak mengatakan, partai politik dan capres harus punya komitmen tinggi terhadap HAM. Selanjutnya, partai maupun capres terpilih mendorong penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM.
“Perjuangan menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM adalah bagian perjuangan melawan lupa. Ini menjadi tugas suci kita bersama," ucap Poltak.(rmo/jpnn)