Amati Kelainan Bentuk Kaki dan Tungkai sejak Dini
”Patokannya, pada usia setelah empat tahun, jarak kedua mata kaki maksimal 4 sentimeter (pada anak dengan berat badan normal). Sudut lutut maksimal 8 derajat,” papar dokter spesialis yang spesifik menangani bentuk kaki dan tungkai anak tersebut.
Untuk menjaga agar sudut lutut tidak membesar dan berangsur normal, bisa dibantu dengan pemakaian sepatu yang tepat. ”Pemakaian sepatu seharusnya dilakukan sejak anak mulai merangkak, kemudian belajar berjalan,” katanya. Sepatu yang tepat adalah sepatu bertutup, bukan sepatu sandal.
Begitu pula telapak kaki datar. Pada bayi, kondisi tersebut merupakan hal normal karena dilapisi bantalan lemak dan belum aktif digunakan. Setelah anak belajar berjalan, secara bertahap pola lengkung kaki akan terlihat. Umumnya, anak bisa berjalan pada usia 18 bulan. Dalam waktu enam bulan diharapkan sudah terbentuk arch-nya.
”Pada usia dua tahun kalau masih flat feet harus diatasi agar tidak berpengaruh ke atas (tungkai). Meski ada pula anak yang memang memiliki telapak kaki datar, namun bentuk tungkainya normal,” urainya.
Jika telapaknya datar, namun bentuk tungkai normal (tidak O maupun X), itu cukup ditopang dengan pemakaian sepatu yang memiliki arch.
Kepada pasien anak dengan kelainan bentuk kaki dan tungkai, dokter akan memeriksa sudut kaki dan arah rotasi lutut. Juga foot print dan foot scan untuk mengetahui arah kaki anak saat berjalan serta titik berat tubuh.
Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan sudutnya tidak normal sesuai usianya, dilakukan tindakan koreksi. Di antaranya, dibuatkan insole khusus untuk menopang dan membantu sudutnya menjadi lebih kecil.
Kelainan kaki O atau X bisa dikoreksi dengan pemakaian insole khusus, sepatu dengan penahan besi untuk menarik tulang ke posisi yang benar, atau mermaid splint (alat bebat tungkai yang dipakaikan ketika anak tidur).