Amdal Semen Rembang Dianggap Memenuhi Syarat
Sedangkan akademisi dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Arifudin Idrus menyimpulkan, teknologi dan proses penambangan pabrik Semen Rembang sudah layak secara ilmiah, memiliki kesiapan teknologi dan terbaik saat ini dalam menangkal dampak negatif lingkungan.
"Teknologi dan penambangan bahan baku batu gamping dan batu lempung sudah sesuai dengan kaidah ilmiah dengan semangat meminimalisasi dampak negati yang timbul," ujar Arifudin.
Terkait kekhawatiran sebagian kelompok masyarakat mengenai berkurang dan rusaknya air bawah tanah, dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Heru Hendrayana menganggap hal itu dapat diantisipasi dengan pengawasan yang ketat ketika penambangan bahan baku dilakukan pabrik Semen Rembang.
Heru mengatakan, penambangan bahan baku dan pengoperasian pabrik Semen Rembang kurang berdampak pada sumber daya air jika dilakukan pada batugamping masif di areal tidak jenuh air serta tidak mencapai akuifer.
Kesimpulan positif juga diungkapkan para pakar lainnya mengenai amdal pabrik Semen Rembang.
Salah satunya juga tentang aspek ekonomi dan kemasyarakatan yang dinilai akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UKSW Sri Sulanjari bahwa pabrik Semen Rembang telah melakukan pola pendekatan sosial secara demokratis dan terbuka.
Pabrik Semen Rembang awalnya direncanakan mulai beroperasi pada Januari 2017.
Namun, terpaksa ditunda sebab izin lingkungannya dicabut Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sesuai Putusan MA. (jos/jpnn)