Amerika Curigai Pekerja Perusahaan China di Kuba
"Huawei telah membantu pemerintah Kuba dalam memodernisasi infrastruktur telekomunikasi dan internet sejak 2000-an, dan perusahaan itu, bersama ZTE dan Grup Teknologi Informasi Great Dragon, menjaga kehadiran bisnis reguler di pulau itu," kata Gallagher dalam surat tersebut.
Gallagher menyoroti dalam suratnya mengenai kebijakan resmi China dalam memanfaatkan entitas komersialnya untuk meningkatkan kemampuan militer, serta menambahkan setiap perkembangan kemampuan intelijen China di Kuba "kemungkinan besar" dibantu oleh perusahaan telekomunikasi China, tambah laporan itu.
"Dia berspekulasi bahwa bisnis operasi perusahaan-perusahaan ini di Kuba dapat menyediakan perlindungan bagi pejabat-pejabat intelijen China untuk melakukan perjalanan ke dan dari pulau itu tanpa menimbulkan kecurigaan seperti lawatan resmi," kata laporan tersebut.
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan pada Selasa bahwa dia telah mengatakan kepada mitranya di China bahwa AS "akan sangat prihatin" mengenai China yang mengadakan aktivitas pengawasan dan kemiliteran di Kuba.
"Ini adalah sesuatu yang akan kami awasi sangat, sangat dekat, dan kami sangat jelas mengenai itu. Dan kami akan melindungi tanah air kami; kami akan melindungi kepentingan kami," kata Blinken.
Blinken menyampaikan hal itu kepada wartawan di London ketika ditanya mengenai pembahasan antara China dan Kuba atas fasilitas latihan militer bersama di negara pulau itu.
Pekan lalu, pemerintahan Biden mengatakan bahwa China telah mengoperasikan operasi pengawasan sejak lama di Kuba setelah laporan menyebutkan Beijing dan Havana mencapai kesepakatan untuk menempatkan pos yang mencegat komunikasi elektronik di negara itu.
Sebelumnya, Wall Street Journal melaporkan bahwa Kuba setuju menjadi tempat bagi pos pencegat komunikasi elektronik dengan imbalan miliaran dolar. Laporan tersebut kala itu segera disangkal baik oleh Havana maupun Beijing, serta pemerintahan Biden menyebut informasi itu tidak akurat.