Amerika Serikat Serukan Aksi Global Memusuhi Korut
Korut memang telah membuat berang negara-negara lain lantaran terus-menerus menggelar uji coba misil dan nuklir. Dewan Keamanan (DK) PBB kemarin langsung menggelar rapat dararut untuk membahas tindakan Pyongyang.
Bisa jadi, DK PBB akan menelurkan sanksi-sanksi tambahan. Namun, sebagaimana sanksi-sanksi sebelumnya, Korut mungkin lagi-lagi tak menggubris. Pertemuan G-20 di Hamburg, Jerman, Jumat (7/7) juga bakal membahas tentang Korut.
Alih-alih menahan diri seperti permintaan sekutu-sekutunya, Korut malah menambah panas situasi dengan menyatakan bahwa Hwasong-14 alias KN-14 yang diuji coba pada Selasa pagi (4/5) itu mampu membawa hulu ledak nuklir berukuran besar.
Lewat kantor berita KCNA, Kim Jong-un mengungkapkan bahwa kini kemampuan presenjataan negaranya telah lengkap. Mereka memiliki bom atom, bom hidrogen, serta misil balistik interkontinental (ICBM).
Militer AS mengonfirmasi kebenaran bahwa yang diuji coba Korut itu adalah ICBM. Bukan sekadar misil jarak menengah seperti dugaan awal.
Korut juga tidak akan bernegosiasi dengan AS dan menyerah untuk mengembangkan persenjataan mereka. Kecuali, negeri yang dipimpin Donald Trump itu menghentikan kebijakan-kebijakan anti-Pyongyang. Selama AS masih bersikap keras, Kim Jong-un akan terus mengirimkan ”kado” berupa uji coba persenjataan.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menegaskan, dibutuhkan aksi global untuk menghentikan Korut.
”Negara yang menampung pekerja Korut memberikan keuntungan ekonomi maupun militer ataupun gagal mengimplementasikan resolusi DK PBB sepenuhnya. Maka, negara itu tengah mendanai dan bersekongkol dengan rezim yang berbahaya,” tegasnya.