Anak Buah Prabowo Curigai Impor Beras demi Celengan Pemilu
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Arief Poyuono mencurigai rencana Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengimpor 500 ribu ton beras. Menurutnya, impor beras di saat tahun politik dan jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 itu patut dipertanyakan.
"Hal yang mencurigakan tentang tujuan impor beras, diduga bertujuan untuk mengumpulkan pundi-pundi persiapan Pemilu 2019. Sangat gampang ditarik benang merahnya," ucap Arief di Jakarta, Rabu (17/1).
Dia juga menilai Presiden Joko Widodo bersikap cuek terkait rencana Kemendag mengimpor 500 ribu ton beras melalui Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) itu. Sebab, lanjut Arief, presiden yang beken dengan panggilan Jokowi itu tidak menunjukkan upaya merespons berbagai kritik atas rencana pemerintah mengimpor beras.
Arief menambahkan, pihak yang memperoleh kuota impor beras adalah Perum Bulog. Namun, dia menduga Bulog hanya sebagai kedok.
Sebab, katanya, Bulog sepertinya tidak bisa mendapatkakn langsung semua beras yang akan diimpor dari Vietnam melalui skema antar pemerintah atau G to G itu. "Sudah pasti para trader-nya punya benang merahnya dengan para mafia-mafia kuota impor beras," ucap Arief.
Karena itu dia menyarankan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera melek dan mengambil tindakan cepat dengan melakukan penyelidikan terhadap proses pemberian kuota impor beras. Selain itu, sambung Arief, DPR semestinya segera memanggil Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita guna dimintai penjelasan terkait kebijakan impor ini.
Hal itu penting untuk menujukkan keberpihakan DPR pada petani yang akan segera melakukan panen raya. "Dan masyarakat harus tahu bahwa janji Joko Widodo untuk tidak impor beras setelah tiga tahun tepat tahun 2017, katanya akan swasembada cuma omong kosong saja," pungkas anak buah Prabowo Subianto di Gerindra itu.(fat/jpnn)