Anak Buah Prabowo Nilai Proyek Pabrik Semen Indonesia Perlu Dilanjutkan
jpnn.com - JAKARTA - Pro kontra pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang menjadi tidak sehat jika masing-masing pihak menyampaikan alasan secara tidak utuh.
Karena itu, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mengajak pihak penentang maupun yang pro pada pembangunan pabrik semen milik BUMN tersebut, bersama-sama berpikir secara jernih dan berkepala dingin.
"Semen Indonesia itu kan produk asli Indonesia, bukan produk asing. Perlu diketahui, perusahaan swasta dan asing yang menguasai pasar semen di Indonesia mencapai 56 persen, kapan Indonesia bisa berdaulat kalau BUMN tidak diberi kesempatan mengembangkan diri," ujar Andre, Rabu (19/10).
Andre menilai, kalau pembangunan pabrik bernilai investasi Rp 4 triliun tersebut sampai batal dilakukan, maka ribuan masyarakat tak akan menikmati dampak positif yang akan hadir. Seperti kesempatan berusaha bagi masyarakat kecil seperti berdagang warung makan, menjadi pekerja tambang, petugas keamanan maupun menjadi karyawan lain.
Selain itu, Andre juga menyinggung rencana sepuluh perusahaan semen asing yang akan masuk ke Indonesia pada tahun 2017 mendatang. Karena itu, apabila penolakan rencana besar bagi kedaulatan bangsa terus dilakukan, Andre khawatir ke depan bangsa Indonesia akan terus-terusan menikmati produk asing alias dijajah di tanahnya sendiri.
"Harus adil pada diri sendiri, sering kali kita marah kekayaan alam di eksploitasi asing, tapi giliran bangsa sendiri merangkak-rangkak mau mengeksplorasi demi kedaulatan bangsa, malah ditolak. Kan aneh," ujar Andre.
Andre berharap kasus yang terjadi pada rencana pembangunan Semen Indonesia, jangan sampai sama seperti rencana perpanjangan izin ekspor konsentrat, sebagaimana tertera pada rencana revisi Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014 tentang perubahan ketiga atas PP Nomor 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
Dalam rencana revisi tersebut, Andre melihat kecenderungan hanya mengakomodir kepentingan asing. Yaitu Freeport dan Newmont. Sementara perusahaan negara dalam hal ini PT Antam, malah dianaktirikan.(gir/jpnn)