Anak Buah Prabowo Sebut Jokowi Pasti Pernah Dipungli
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mendukung langkah Presiden Joko Widodo yang menggelar Operasi Pemberantasan Pungli (OPP). Menurut dia, pungli memang menambah biaya sehingga memberatkan banyak pihak.
Arief mengungkapkan, dari hasil penelitian Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, pungli telah berdampak banyak pada tak kunjung membaiknya kesejahteraan pekerja selama ini. Sebab, pungli berpengaruh negatif terhadap tingkat upah buruh.
"Salah faktor yang signifikan mempengaruhi pos pengeluaran keuangan perusahaan swasta adalah biaya pungutan liar," katanya saat dihubungi, Selasa (18/10).
Ia menambahkan, turunnya tingkat upah buruh memengaruhi keseimbangan jumlah tenaga kerja yang berujung pada pengangguran. "Sehingga adanya pungutan liar akan mempengaruhi tingkat upah dan tenaga kerja, investasi dan perekonomian nasional," tegas dia.
Karenanya Arief menyebut Jokowi memang betul-betul geram pada praktik pungli. Dugaan Arief, mantan gubernur DKI yang sebelumnya dikenal sebagai pengusaha mebel itu sudah sering menjadi korban pungli.
"Pasti jadi korban pungli mulai dari pencarian bahan baku untuk mebel hingga mebel siap untuk di ekspor ke luar negeri," ujarnya.
Arief mencontohkan, saat Jokowi ingin membeli kayu jati, sekalipun itu merupakan hasil hutan yang legal untuk ditebang dan digunakan, tetapi tidak mudah dia mendapatkannya. Sebab, pengusaha harus membayar mengeluarkan uang untuk pungli seperti izin tebang dan mengeluarkan kayu jati.
Belum lagi pugli juga ada di sepanjang jalan saat mengangkut kayu. "Kalau tidak bayar pungli ya kayunya ditahan dikantor polisi dengan berbagai alasan. Nah jika udah setor duit baru bisa lancar sampai pabrik," tutur anak buah Prabowo Subianto di Gerindra itu.(dna/JPG)