Anak PNS, Dianiaya Guru Bimbel
jpnn.com - MEDAN - SM, 7, pelajar Kelas 2 SD diduga menjadi korban penganiayaan seorang guru Bimbingan Belajar (Bimbel) Tinkerbell, Jalan Krakatau, Gang Mandor, Medan. Tak terima perlakukan oknum guru bernama Vivi tersebut, orangtua korban, Melya Fitriana,30, menempuh jalur hukum. Dia melaporkan oknum guru itu ke Polresta Medan dengan laporan polisi Nomor 2329/VIII/SPKT/ Resta Medan pertanggal 28 Agustus 2015.
Kepada wartawan Senin (31/1), Melya yang juga PNS di Pemko Medan itu mengaku, putrinya dianiaya dengan cara dipukul menggunakan rotan pada Jumat (28/8), lalu sekira pukul 10.30 WIB.
Selain itu, telinga putrinya berdarah akibat dijewer karena disinyalir terkena kuku sang guru.
Diceritakan Melya, kejadian ini berawal saat korban dan kakaknya Rachel, 9, berada di dalam ruangan belajar bersama pelaku sembari menunggu jemputan. Namun, secara tiba-tiba pelaku yang langsung emosi menjewer kuping kiri korban hingga berdarah.
Tak hanya itu, kaki kiri korban juga dipukul pakai rotan hingga memar. Pemukulan itu dilakukan di depan kakaknya, Rachel. Dari hasil visum di RSUD dr Pirngadi Medan, memperlihatkan ada tujuh kali bekas luka pukulan dengan benda tumpul.
"Begitu anak saya menceritakan penganiyaan ini, saya langsung buat laporan ke Polresta Medan. Saya tidak terima dengan perlakukan guru bimbel itu kepada anak saya," sebut Melya.
Menurutnya, penganiyaan yang dilakukan Vivi bukan sekali ini saja, melainkan sudah beberapa kali. "Jadi, anak saya Rachel juga les di sana. Dia (Rachel) juga pernah dipukulnya dan kejadiannya sekitar dua tahun lalu. Tetapi, ketika itu saya masih memaafkan Vivi karena dia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Lagi pula, saya sudah kenal lama dengan Vivi, maka saya maafkan," tuturnya.
Akan tetapi, lanjut Melya, karena kasus penganiayaan ini berulang kembali pada anak keduanya, SM, oleh pelaku yang sama, dirinya tak mentolerir lagi perbuatan oknum guru yang juga dikenal sebagai pemilik bimbel Tinkerbell. Sebab, akibat penganiayaan itu kedua anaknya menjadi trauma hingga tidak berani pergi ke sekolah. (ris/adz)