Anak SMP Bikin Video Porno, Pengawasan Harus Diperketat
jpnn.com - JAKARTA - Kasus pembuatan video porno di ruang kelas oleh sejumlah pelajar SMP di Jakarta menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan. Karena itu pengawasan di lingkungan seolah harus lebih ditingkatkan.
"Seharusnya tidak perlu ada CCTV (Circuit Close Televisi) di sekolah. Tapi dengan kejadian ini menjadi tidak berlebihan bila di semua ruang kelas dipasang CCTV," kata Anggota Komisi X DPR, Reni Marlinawati di Gedung DPR Jakarta, Jumat (25/10).
Namun demikian, anggota komisi pendidikan di DPR itu kembali menekankan bahwa sekolah tempat pelajar tersebut menempuh pendidikan harus diberikan sanksi setimpal karena mereka ikut bertanggungjawab.
Bila sistem pengawasan di sekolah berjalan baik, kata Reni, pembuatan video dalam ruang kelas itu tidak akan terjadi. Karena kejadiannya ada di lingkungan sekolah, maka sekolah harus diberi sanksi.
"Sebenarnya kasus ini kan baru yanag terungkap. Karena kasus-kasus serupa banyak kejadian di daerah. Ada anak dijemput tetangga sampai hamil. Ini kejadian," ujarnya.
Tapi politikus PPP itu menekankan kunci dari semua masalah pendidikan seperti ini adalah sistem pendidikan. Anak-anak tidak cukup hanya diberikan materi yang hanya bisa dipahami, tapi bagaimana pendidikan bisa membentuk akhlak dan karakter anak.
"Sementara pendidikan agama yang menyertai akhlak, karakter, anggarannya sudah triliunan tapi setelah tiga tahun berlalu saya tidak melihat dampaknya. Pendidikan karakter hanya jargon. Ini harus dievaluasi Mendikbud sebagai penanggungjawab pendidikan nasional," pungkasnya.(Fat/jpnn)