Anak Sukses, Ibunya Kok Frustasi Sampai Masuk Rumah Sakit Jiwa
Ayahnya menikahi sang ibu saat usianya masih 14 tahun. Waktu itu, ibunya masih sangat lugu, sedangkan ayahnya sudah menjadi guru.
Ayahnya sangat baik dan sangat perhatian pada istri maupun anaknya. Terutama, untuk pendidikan sang ayah selalu mengutamakan meskipun terkadang harus menabung dan mengurangi jatah jajan makannya.
Di situlah, Sephia sering merasa tersiksa. Ia merasa iri dengan anak-anaknya yang mampu meraih pendidikan tinggi dan masih bisa bermain dengan teman-temannya.
Sephia merasa sangat malu sampai akhirnya sering mengurung diri di kamar jika ada teman-temannya main ke rumahnya.
Apalagi, ketika ada teman-teman kerja Donwori yang main ke rumahnya, Sephia malu dan sampai tidak mau mengantarkan minum ke ruang tamu.
”Karena saya yang tua biasanya saya yang nganter dan nemani ayah kalau ada tamu. Ke sekolah ngambil rapot juga saya, ibu enggak mau sosialisasi dengan orang atau tetangga,” jelasnya.
Kondisi makin parah saat dia dan dua adiknya sudah diterima kerja di pabrik mie di Sidoarjo dan satunya sebagai marketing asuransi, Sephia sering minggat dari rumah sampai berhari-hari.
Sephia tidur di pinggir jalan dan kemudian pulang dalam kondisi luka-luka. ”Ayah sebenarnya mau mempertahankan, tapi ibu enggak mau dan bilang benci sama ayah. Meski sudah tidak cinta, tapi ibu masih tinggal di rumah ayah. Tidurnya ibu sama saya,” kata Mira dengan mata berkaca-kaca.