Analisis Anthony Budiawan Tentang Situasi Ekonomi Termasuk Utang Indonesia Tahun 2021, Sindir Sri Mulyani?
jpnn.com, JAKARTA - Managing Director Political Economy & Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan pesimistis kondisi perekonomian nasional bakal membaik di tahun 2021 seperti yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dia justru memprediksikan kondisi ekonomi masih suram.
"Jadi tanpa ada pengendalian yang baik maka ekonomi akan sulit untuk bangkit. Di sini kelihatan kebijakan pemerintah seolah-olah lebih ke arah herd immunity," katanya dalam Kanal YouTube Bravos Radio Indonesia.
Salah satu yang tampak nyata adalah dilaksanakannya Pilkada yang mengundang kerumunan. Di sisi lain pemerintah tebang pilih dalam masalah kerumunan lainnya.
"Kita lihat kemarin di Waterboom Cikarang dan sebagainya. Jadi sejak Desember yang dibuka untuk Pilkada dan sebagainya menanjaknya (kasus Covid-19) tajam sekali. Setiap hari hampir ada rekor baru," katanya.
Hal itu tercermin dari rapuhnya ketahanan fiskal dan besarnya defisit anggaran. Indonesia menghadapi fiscal trap yang berbahaya yaitu pendapatan yang turun, sementara beban bunga naik.
"Defisit naik tajam dan akhirnya rasio utang juga meningkat tajam. Di sini kelihatan bahwa fiskal kita tidak bisa membaik lagi. Apakah kita akan terus defisit atau kah terus meningkatkan utang yang akhirnya menuju ke 60 persen (sesuai batas undang-undang)," katanya.
Indonesia juga terjebak dalam debt trap yaitu mengenai utang pemerintah dan utang luar negeri. "Ini penting ada pemisahan karena utang pemerintah terkait dengan fiskal. Apakah pemerintah masih mampu membiayai ekonomi, memberikan stimulus dan sebagainya," katanya.
Sementara utang luar negeri terkait erat dengan kurs rupiah. Jika rupiah sampai tergelincir maka akan membawa ekonomi dalam jurang resesi.