Analisis Pengamat soal Potensi Penghambat Anies Baswedan Menuju Pilpres 2024
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Hendri Satrio menilai rencana Presiden Joko Widodo memindahkan ibu kota RI dari Jakarta ke Kalimantan Timur tak ada kaitannya dengan kepentingan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Menurutnya, pemindahan ibu kota tak akan menghambat kans Gubernur DKI Anies Baswedan maju sebagai calon presiden (capres) pada pilpres mendatang.
Hendri mengatakan, sulit untuk menghubungkan pemindahan ibu kota RI dengan upaya menghambat Anies. "Saya kira rencana pindah ibu kota itu untuk kepentingan negara ya, jadi tidak ada kaitannya dengan politik untuk kepentingan Pilpres 2024,” ujar Hendri kepada jpnn.com, Rabu (4/9).
BACA JUGA: Apa Iya Ada Motif Politik Hambat Anies Lewat Pemindahan Ibu Kota?
Dosen di Universitas Paramadina itu memprediksi peluang Anies maju di Pilpres 2024 tetap terbuka lebar. Hanya saja, katanya, Anies kemungkinan terkendala dengan panggung untuk mengangkat elektoralnya secara terus-menerus.
Founder lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) itu menambahkan, kendala yang bakal dihadapi Anies bukanlah pemindahan ibu kota negara. Hendri berpendapat bahwa Anies akan menghadapi kendala soal pemilu serentak yang bukan hanya pemilihan legislatif dan pilpres, tetapi juga pilkada.
BACA JUGA: PNS Pusat Ogah Ikut Pindah Ibu Kota, Pemerintahan Bakal Terancam Bahaya
"Masa jabatan Anies sebagai gubernur DKI Jakarta itu kan berakhir 2022. Kalau tidak salah, karena aturan pilkada dan pemilu serentak 2024, maka dua tahun Jakarta akan dipimpin pelaksana tugas dari 2022 sampai 2024. Nah, itu panggungnya Anies bagaimana”,” katanya.
Hendri menilai, para tokoh politik sangat membutuhkan panggung untuk meningkatkan elektoralnya. Karena itu, jika Anies ingin maju di Pilpres 2024, maka harus bijaksana mempersiapkan diri sebaik-baiknya.(gir/jpnn)