Analisis Reza Indragiri soal Debat Capres; Ewuh-pakewuh Menipis, Frontal
jpnn.com, JAKARTA - Sarjana psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Reza Indragiri Amriel menyampaikan analisis politiknya terkait debat capres putaran ketiga antara Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo pada Minggu malam (7/1).
Dalam analisisnya, Reza menilai debat capres tersebut dengan empat tolok ukur. Pertama, kesesuaian antara paparan dengan dokumen visi, misi dan program (VMP) paslon.
Menurut Reza, Ganjar Pranowo (GP) mampu mempertontonkan kedahsyatannya karena bab pertahanan pada VMP-nya dinilai memang lebih canggih ketimbang MVP Anies Baswedan (ABW), apalagi Prabowo Subianto (PS).
"ABW lebih helicopter view dan multiangle. Dia soroti masalah pertahanan dengan kacamata sosial. GP lebih concise, langsung menjawab tema debat. Dia bicara pertahanan dengan kacamata pertahanan," ujar Reza, Senin (8/1).
Namun, pria yang pernah menjadi tenaga ahli profesional di DPR RI itu melihat Ganjar dan Anies memang klomplementer alias saling melengkapi dalam debat tersebut.
"ABW dominan mendestruksi PS dan menawarkan gagasan secukupnya. GP dominan menawarkan gagasan dan mendestruksi PS dengan kadar secukupnya," tutur Reza.
Tolok ukur kedua, Reza melihat seberapa jauh penampilan para kandidat bakal mendatangkan manfaat elektoral di Pilpres 2024 pada 14 Februari nanti.
Menurut Reza, studi menyebut bahwa debat tidak terlalu berdampak bagi perpindahan suara. Forum itu lebih mengukuhkan dukungan konstituen pada pihak yang telah dijagokannya sedari awal.