Ancam Kerahkan Pendukung, Prabowo Dianggap Lecehkan Komitmen SBY
jpnn.com - JAKARTA - Pernyataan calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto yang mengancam akan mengerahkan massa untuk menduduki Komisi Pemilihan Umum (KPU) jika sampai ada kecurangan pada rekapitulasi nasional suara hasil pemilu presiden (pilpres) yang akan diumumkan pada 22 Juli nanti justru mengundang cibiran. Kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menganggap ancaman itu semakin menunjukkan watak asli Prabowo.
Menurut Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto, pernyataan Prabowo yang bernada intimidasi itu patut disayangkan. "Ucapan pemimpin mencerminkan kesejatian watak dan kepribadiannya," kata Hasto kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (19/7).
Hasto juga menilai pernyataan Prabowo justru melecehkan upaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menjaga situasi pasca-pilpres agar tetap aman dan kondusif. “Pernyataan Pak Prabowo itu bisa kontraproduktif bagi upaya Presiden SBY yang beulang kali memastikan situasi keamanan tetap kondusif," tandas Hasto.
Ditegaskannya, harusnya dalam situasi seperti saat ini yang dikedepankan adalah pernyataan sejuk untuk menjaga kedamaian, keamanan dan sikap toleran. Sebab, lanjut Wakil Sekjen PDI Perjuangan itu, semangat persatuan harus ditonjolkan. “Jadi bukan malah membuat pernyataan yang bernada ancaman hingga meresahkan,” tegasnya.
Karenanya Hasto menyarankan Prabowo agar mengoreksi pernyataannya soal ancaman menduduki KPU pada 22 Juli nanti. Sebab, pernyataan yang menebar ancaman jelas keliru dan mengesampingkan komitmen Presiden SBY, TNI maupun Polri untuk menjaga suasana kondusif.
"Masih terbuka kesempatan bagi Pak Prabowo untuk meluruskan pernyataannya karena itu justru bisa ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpercayaan pada komitmen Presiden SBY," tandas Hasto.
Sebelumnya, Kamis (17/7) malam para pendukung Prabowo-Hatta menggelar apel siaga di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Dalam apel itu Prabowo menyatakan siap memberi komando ke para pendukungnya untuk menduduki KPU. “Kalau KPU tidak jujur, maka saya akan melaporkan ke Bawaslu dan MK. Kalau masih tidak jujur juga, saya siap memberi komando 100 ribu pendukung saya untuk menduduki KPU,” katanya.
Rencana tentang pengerahan massa juga disampaikan anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Letjen (Purn) Yunus Yosfiah. Menurut Yunus, pihaknya akan mengerahkan sekitar 5000 relawan pendukung Prabowo-Hatta saat pengumuman hasil pilpres di KPU nanti. Yunus beralasan hal itu demi memberi jaminan agar KPU tidak mendapat tekanan dari luar dalam menetapkan hasil pilpres.(ara/jpnn)