Andai Saja Bisa, Aku Sanggup Menggantikan Pak Dahlan...
Ali tahu betul bagaimana rasanya hidup di tahanan. Mantan anggota Jamaah Islamiyah itu memang pernah beberapa kali menjalani penahanan. Pada 1992 Ali mendekam di penjara Malaysia sembilan bulan. Begitu pula halnya di Filipina. ”Saya siap dijemput jaksa selama 24 jam untuk menggantikan Pak Dahlan di penjara,” tandasnya. ”Jika tak bisa menggantikan, saya jadi penjamin penangguhan penahanan Pak Dahlan juga siap,” sambung magister studi Islam itu.
Ungkapan keprihatinan juga disampaikan pelawak Djadi Galajapo. Menurut dia, mengkriminalisasi Dahlan sama dengan menyakiti masyarakat Jatim. Karena itu, sudah kewajiban seluruh elemen masyarakat di Jatim bangkit menyampaikan rasa simpati terhadap Dahlan. ”Termasuk saya, seniman yang tumbuh dan besar di Jawa Timur,” ujarnya.
Djadi yakin Dahlan tidak takut dengan penjara. Sebab, kehidupan yang serba terbatas pernah dialami Dahlan sewaktu masih kecil. Dahlan juga pernah bilang sudah biasa hidup sengsara, kerja keras, dan tidak punya apa-apa. Karena itu, Djadi yakin hidup di penjara tidak akan mematahkan semangat mantan direktur utama PLN tersebut.
Hanya, kesehatan Dahlan sangat mengkhawatirkan. Dia tidak bisa hidup di sembarang tempat. Selain itu, Dahlan harus rutin minum obat. Djadi khawatir keterbatasan di dalam penjara tersebut mengganggu kesehatan Dahlan. ”Kejati harus mempertimbangkan aspek manusiawi dalam memperlakukan seseorang,” tegasnya.
Djadi juga berharap kejadian yang menimpa Dahlan menjadi titik awal perbaikan sistem hukum di Indonesia. Penangkapan orang yang tulus mengabdi untuk negara mendapat banyak kecaman. Karena itu, pemerintah harus melakukan introspeksi atas kebijakan yang mereka buat. ”Saya yakin Dahlan Iskan bisa menjadi tokoh perubahan di masa mendatang,” tegas dia. (gun/riq/c9/nw)