Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Andrea Paresthu, Arsitek dan Pengusaha Kopi yang Juga Koki

Awalnya Bikin Jengkel, Selanjutnya Pengunjung Bawa Teman

Kamis, 22 Januari 2015 – 03:51 WIB
Andrea Paresthu, Arsitek dan Pengusaha Kopi yang Juga Koki - JPNN.COM
Andrea Paresthu (dua dari kiri) bersama anak buahnya di studio masak Javanegra. Di tempat ini pengunjung bisa melihat aksi sang koki mengolah makanan secara langsung. Foto: Mochamad Salsabyl/Jawa Pos/JPNN

Soal menjawab rasa penasaran pengunjung terkait dengan menu masakannya, pria kelahiran Jambi, 43 tahun silam, itu siap menyajikan resep-resep istimewa. Terutama, masakan mediterranean coastal. Kuliner tersebut diakui menjadi andalan karena karakteristiknya yang lebih sehat dengan bahan-bahan segar.

’’Salah satu menu andalan saya adalah masakan daging ala Spanyol El Buey. Tapi, untuk memasak itu, saya harus impor daging sapi khusus dari Spanyol. Sapi khusus itu hanya boleh makan rumput dan semacam melinjo. Dagingnya bisa matang hanya dalam 5 menit. Kalau daging lokal, mana bisa?’’ jelasnya.

Memang, Andrea harus merogoh kocek lebih dalam untuk memperoleh bahan baku yang dibutuhkan. Pasalnya, masakan-masakan yang dikeluarkan memang butuh bahan baku spesial. Mulai pankreas sapi muda atau yang biasa disebut sweet bread hingga sperma ikan kod.

’’Harga daging khusus dari Spanyol itu sebelas dua belas dengan harga daging wagyu. Sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per kilogram,’’ imbuhnya.

Dengan berbagai keistimewaan itu, mau tidak mau pengunjung juga harus rela mengeluarkan ongkos sepadan. Tidak ragu-ragu, Andrea menyebut tarif demo memasaknya berkisar Rp 1,35 juta per orang. Namun, harga tersebut diakui tidak untuk mengeruk keuntungan bagi diri sendiri.

’’Duit itu saya tujukan untuk social business. Soalnya, dengan tempat makan ini, saya bisa mempekerjakan talenta-talenta di bidang kuliner yang tak bisa meneruskan sekolah. Mereka saya bina agar nanti bisa menjadi koki yang baik,’’ terangnya.

Memang, banyak ilmu yang diwariskan kepada pegawainya. Padahal, Andrea tidak pernah mengenyam pendidikan khusus di bidang tata boga atau kuliner. Menu makanan bikinannya merupakan buah petualangannya menjelajah ke berbagai negara.

Lalu, dari mana keahlian memasak itu diperoleh? Andrea mengungkapkan, ilmu tersebut diperoleh sejak kecil. Besar di keluarga keturunan Palembang-Manado membuat Andrea akrab dengan budaya kuliner khas dua kota itu. Apalagi tempat tinggalnya sewaktu kecil, Jambi, punya warga dengan karakter yang selektif terhadap makanan.

Arsitek dan pengusaha kopi Andrea Paresthu punya ’’hobi’’ unik. Dia senang demo masakan tertentu untuk teman atau pengunjung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close