Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Anggaran Lem Aibon Rp 82 M Terungkap, Anies Klaim Tahu Kelemahan e-Budgeting Sejak Tahun Lalu

Minggu, 03 November 2019 – 15:44 WIB
Anggaran Lem Aibon Rp 82 M Terungkap, Anies Klaim Tahu Kelemahan e-Budgeting Sejak Tahun Lalu - JPNN.COM
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto : Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta/ Antara/HO

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersikeras munculnya anggaran lem Aibon Rp 82 miliar dalam KUA-PPAS adalah akibat lemahnya sistem e-budgeting. Karena itu, dia menyesalkan masalah ini diungkap ke publik.

"Kami mengetahui (kelemahan sistem e-budgeting) ini sejak tahun lalu. Tapi ya itu tadi, ya kami ini di pemerintahan. Kalau ada masalah, ya dikoreksi, diperbaiki, bukan diramaikan (diviralkan). Insya Allah nanti segera beres," kata Anies, Minggu (3/11).

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu pun mengatakan pihaknya telah menyiapkan sistem e-budgeting lebih pintar dari sistem warisan pemimpin sebelumnya. Salah satu contoh kemampuan dari sistem terbaru itu adalah mampu mengecek detail anggaran hingga komponen yang tidak perlu dicek secara manual oleh manusia.

Sistem yang akan digunakan pada Januari 2020 itu diharapkan dapat membuktikan pembuatan anggaran di DKI Jakarta memiliki proses yang transparan. Sehingga tidak ada lagi anggaran lem Aibon dengan harga fantastis.

"Di dalam semua organisasi. Selalu ada yang rajin, ada yang kurang rajin, ada yang tidak rajin. Ada yang jujur, ada yang kurang jujur, ada yang tidak jujur. Sistem yang dibuat itu harus berfungsi menaklukkan semua itu," kata Anies.

Sistem yang sudah ditingkatakan (upgrade) itu menurut Anies, akan berbeda dari sistem saat ini digunakan dalam perancangan Kebijakan Umum APBD Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) 2019 yang memiliki banyak celah penyelewengan.

"Karena seperti sekarang, kalau ada penyimpangan seperti anggaran yang lucu-lucu itu, tidak bisa dibedakan ini adalah (akibat) kemalasan, ini adalah keteledoran, atau ini adalah titipan. Tidak bisa dibedakan itu. Kenapa? Ya karena sistemnya bebas gitu," kata Anies. (ant/dil/jpnn)

Gubernur Anies Baswedan bersikeras munculnya anggaran tidak wajar dalam KUA-PPAS adalah akibat lemahnya sistem e-budgeting. Karena itu, dia menyesalkan masalah ini diungkap ke publik.

Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News