Anggaran TNI Turun, Anggota DPR Ini Anggap Pemerintah...
jpnn.com - JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta menyatakan pemerintah seolah tidak memprioritaskan alokasi anggaran pertahanan. Faktanya, menurut Sukamta, antara lain terlihat dari turunnya usulan anggaran pertahanan dari pemerintah sebesar Rp7 triliun pada tahun anggaran 2016 menjadi Rp95 triliun.
“Meski tidak 100 persen, saya agak sejalan dengan jargon ‘war is the machine of economy’. Pertahanan ini bisa memiliki efek positif terhadap perekonomian, bahkan multiplier effect, kata Sukamta, di Gedung DPR Ri, Senayan Jakarta, Rabu (21/10).
Sukamta mengingatkan jangan takut ekonomi akan mundur hanya gara-gara kita memprioritaskan anggaran di bidang pertahanan. “Dan, memang soal prioritas pertahanan jangan diposisikan tergantung dari kondisi perekonomian,” tegas Sukamta.
Dia menjelaskan, aspek pertahanan itu adalah hal pokok sebelum yang lain. Pemenuhan anggaran pertahanan adalah harus tetap diprioritaskan. Seandainya NKRI runtuh, ujar politikus PKS ini, aspek pertahanan adalah yang tersisa, dia adalah tulang punggung negara.
“Saya terinspirasi kata-kata Panglima Besar Jenderal Soedirma, bahwa satu-satunya hak milik nasional/Republik yang masih utuh tidak berubah-ubah, meskipun harus mengalami segala macam soal dan perubahan, hanyalah angkatan perang Republik Indonesia (TNI),” tegasnya.
Jadi, kata dia, sangat disayangkan jika anggaran minimum essential forces (MEF) tahap I belum terealisasi semuanya.
“Sementara untuk anggaran MEF tahap II juga belum firm, karena Menkeu, Bappenas, Menhan dan Panglima TNI masih akan berkoordinasi lagi, padahal waktu sudah mepet,” imbuhnya.
Dari fakta tersebut, sepertinya terlihat pertahanan tidak lebih diprioritaskan anggarannya di banding sektor lain seperti pendidikan, dana desa, dan infrastruktur. Dia sarankan, mumpung masih ada waktu meskipun sempit, segeralah pemerintah untuk memprioritaskan anggaran MEF ini, yang terdekat adalah MEF tahap II.