Angkat Menteri, Jokowi Diingatkan tak Tertipu Popularitas
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik senior Prof Asep Warlan Yusuf mengatakan keberadaan polling dan usulan masyarakat untuk menjaring menteri dalam kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla merupakan langkah positif dalam berdemokrasi. Alasannya, Jokowi-JK bisa akan mendapatkan banyak informasi dan figur sebelum memutuskan siapa yang akan ditetepkan sebagai pembantunya.
Warlan mengakui, mengangkat menteri itu merupakan hak prerogatif seorang presiden. Namun kata dia, dari sekian banyak nama yang diusulkan, Jokowi harus melihat rekam jejak, kapasitas, dan integritas sang calon, bukan berdasarkan popularitas karena sering tampil di media.
"Jangan dipilih hanya karena dia terkenal. Kita tidak percaya itu. Bisa saja dia tidak terkenal, tapi punya kapasitas dan integritas. Meskipun nanti harus ada penjelasan dari Jokowi kenapa dia dipilih. Jangan sampai orang-orang yang nggak jelas yang dipilih," kata Warlan saat dihubungi wartawan, Jumat (12/9).
Pria yang juga guru besar Universitas Parahyangan Bandung ini tak menampik bahwa Jokowi sudah menetapkan empat kriteri yang akan menjadi menteri. Keempat kriteria itu adalah berkomitmen pada visi-misi Jokowi-JK, bisa kerja sama, kabinet kerja, dan bukan karena mendukung Jokowi-JK pada pilpres. "Empat kriteria yang disampaikan Jokowi ini sangat penting," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, sejauh ini ada beberapa polling yang disebut-sebut berasal dari relawan Jokowi-JK yang memunculkan calon-calon menteri. Seperti Kabinet Alternatif Usulan Rakyat (KAUR), Kabinet Rakyat, dan Kabinet Indonesia Hebat.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Transformation Studies (Intrans), Saiful Haq, dengan melibatkan masyarakat akan menarik partisipasi publik pada penyusunan anggota kabinet.
Makanya, selain nama-nama lama yang memang sudah diproyeksikan akan menduduki kursi menteri, ada juga nama-nama baru yang tak pernah terdengar sebelumnya, seperti Direktur Utama PT. Gendhis Multi Manis Kamajaya.
Bahkan, bos pabrik gula yang memberdayakan petani tebu ini paling dijagokan menjadi Menteri Pertanian mengalahkan Ketua Harian HKTI Sutrisno Iwantono dan ekonom Iman Sugema versi Kabinet Indonesia Hebat.