Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Angkie Yudistia Dapat Telepon dari Pratikno, tetapi Kurang Begitu Terdengar

Sabtu, 23 November 2019 – 13:00 WIB
Angkie Yudistia Dapat Telepon dari Pratikno, tetapi Kurang Begitu Terdengar - JPNN.COM
Angkie Yudistia. Foto: ANTARA/Muhammad Zulfikar

jpnn.com, JAKARTA - Dari tujuh nama staf khusus presiden yang diumumkan Jokowi di veranda Istana Kamis (21/11) kemarin, Angkie Yudistia cukup menjadi sorotan publik. Jokowi meminta perempuan kelahiran 5 Mei 1987 itu menjadi stafsus sekaligus juru bicara bidang sosial, meskipun Angkie berkebutuhan khusus dari segi pendengaran.

Angkie terlahir dalam kondisi sehat sebagaimana anak normal lainnya. Namun, pada usia sepuluh tahun ia mengalami sakit yang berimbas pada gangguan pendengaran sehingga harus menggunakan alat bantu dengar hingga kini.

Sejak berkebutuhan khusus tersebut, Angkie kecil kerap mendapatkan perlakuan tidak baik dari lingkungan sekitar serta teman-temannya. Ia bahkan sudah terbiasa dan kerap kali menerima perundungan dan ejekan dalam kehidupan sehari-hari.

Hebatnya, hal itu tidak membuat Angkie patah arang, justru menjadi suatu cambukan semangat untuk terus mencapai cita-citanya. Salah satunya, melalui dunia pendidikan di mana perempuan pendiri Thisable Enterprise itu menamatkan studinya di London School of Public Relation.

Walaupun telah memiliki titel strata-2, hal itu ternyata belum cukup untuk menjawab segala ekspektasi Angkie untuk diterima bekerja di perusahaan. Ia kerap menerima berbagai penolakan disebabkan dirinya berkebutuhan khusus tersebut.

"Mungkin orang beranggapan lulus S2 dapat pekerjaannya gampang, tetapi dengan lulus S2 dan berkebutuhan khusus itu sangat sulit," kata dia saat diwawancarai ANTARA di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Jumat (22/11) malam.

Penolakan itu dilandasi oleh ketakutan perusahaan menerima orang yang berkebutuhan khusus. Apalagi, pada saat itu peraturan perundang-undangan di Indonesia belum begitu mendukung dalam penerimaan tenaga kerja dari kalangan mereka yang berkebutuhan khusus.

"Aku bingung mau ke mana, aku bingung mau ngapain. Aku sudah sekolah tinggi-tinggi ternyata sesulit itu mendapatkan pekerjaan," kata dia dengan mata berkaca-kaca.

Angkie Yudistia mengaku pertama kali dihubungi oleh Diaz Hendropriyono, kemudian oleh Pratikno.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News