Angkut 1.525 Bambu via Kapal Laut hingga ke Hamburg
Selain pengawetan pada batang bambu, Joko melakukan sertifikasi. Dia menuturkan, penyelenggara pameran meminta sertifikat kelayakan material. Terutama untuk daya tahan dari api.
Kebetulan, saat pameran nanti pada akhir September 2015, Jerman memasuki musim dingin. Saat musim dingin, orang cenderung menghangatkan badan dengan merokok. Apalagi instalasi Joko akan diletakkan di luar ruangan.
’’Lokasi pameran nanti memang tempat orang berkumpul. Nah, karena hawanya dingin, pengunjung biasanya lantas merokok. Itulah yang dikhawatirkan penyelenggara. Karena itu, saya harus melakukan sertifikasi terhadap bambu-bambu tersebut. Alhamdulillah lulus,’’ ungkap Joko yang sudah beberapa kali berpameran di luar negeri dengan instalasi bambunya.
Dia bercerita, begitu diberi tahu bahwa tema pameran kali ini adalah ’’roots’’, dia langsung memutar otak. Pohon menjadi hal pertama yang terlintas. Kebetulan, saat melakukan riset, dia melihat lokasi pamerannya, Frankfurter Kunstverein, dulu punya pohon-pohon di bagian depannya.
Namun, pohon-pohon tersebut kini sudah tidak ada. Nah, Joko lalu terpikir untuk menghadirkan kembali pohon-pohon itu di depan Frankfurter Kunstverein. Namun, kali ini pohonnya terbentuk dari rangkaian bambu karyanya.
Di luar itu, pohon punya makna yang cukup mendalam. Pohon merupakan tempat orang berkumpul. Hampir semua alun-alun di Indonesia punya pohon yang menjadi titik temu. Di Alun-Alun Jogjakarta, misalnya, ada dua pohon beringin di tengahnya. Di Cimahi yang merupakan kampung halaman Joko juga seperti itu. Itulah yang akhirnya membuat Joko yakin untuk menghadirkan pohon di lokasi pameran.
’’Judul karya saya nanti Big Tree. Bentuknya memang pohon besar dengan empat base di bawahnya. Karya itu akan diletakkan di depan galeri,’’ jelasnya.
Joko menyatakan, ada empat footing (kaki-kaki) yang akan menahan ’’batang’’ pohon bambu karyanya. Footing itu terbuat dari semen yang dibentuk kotak berukuran 1 x 1 meter yang dalamnya diisi pipa-pipa. Pipa-pipa tersebut nanti diisi bambu-bambu yang menjadi konstruksi ’’pohon’’ itu.