ANIES: Indonesia Butuh Pemimpin Kompeten
jpnn.com, JAKARTA - Dukungan agar Anies Baswedan menjadi calon presiden (capres) #kembali mencuat. Kali ini datang dari sejumlah aktivis dan pegiat demokrasi yang tergabung dalam Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES).
Menurut Koordinator ANIES, La Ode Basir, pihaknya menilai Anies sosok tepat memimpin Indonesia. "Dia muda, pandai, jujur. kompeten, dan memiliki visi untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia. Anies diharapkan mampu mengangkat martabat Indonesia di forum internasional," kata Koordinator ANIES, La Ode Basir dalam acara Deklarasi Anies for President, di Jakarta, Jumat (6/7).
Basir menyebut, ide mengajukan Anies untuk bertarung di Pilpres 2019 merupakan aspirasi yang ditangkapnya dari kunjungannya ke berbagai daerah.
Menurut dia, masyarakat di berbagai daerah menginginkan Anies maju dalam kontestasi Pilpres 2019. “Mereka memandang lndonesia perlu sosok pemimpin muda yang berani, jujur, dan kompeten," terang Basir.
Basir menyebut, sosok pemimpin muda banyak mewarnai kepemimpinan dunia dewasa ini, seperti PM Perancis Emmanuel Macron, PM Kanada Justin Trudeau, PM Estonia Juri Ratas, PM Yunani Alexis Tsipras, PM Polandia Andrezj Duda, Presiden Georgia Giorgi Margvelasvii, PM Tunisia Youssef Chahed, dan beberapa lainnya yang menjadi pemimpin di negaranya dalam usia di bawah 50 tahun.
Basir juga mengatakan Anies memiliki banyak prestasi yang diakui kalangan global. Di antaranya, pada tahun 2008 majalah Foreign Policy, AS memasukan nama Anies Baswedan dalam 20 Tokoh Intelektual Dunia. Anies disejajarkan dengan tokoh perdamaian Noam Chomsky dan para penerima penghargaan Nobel, seperti Shirin Ebadi, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen, serta Vaclav Havel, filsuf, negarawan, sastrawan, dan ikon demokrasi dari Ceko.
"Selain itu pada tahun 2009, World Economic Forum yang berpusat di Davos memilih Anies sebagai salah satu Young Global Leaders," tambah Laode.
Diketahui, selain Laode, sejumlah nama pegiat demokrasi yang turut menjadi deklarator di antaranya Dany Kusuma, Ajun Banda, Moestaqiem Dahlan, Syarif Hidayatulloh, M. Iqbal Siregar, Yakub Arupalaka, dan Musliadi. (dil)