Antara Bom Gereja di Samarinda dan Aliran Aneh
jpnn.com - SAMARINDA - Pelaku pengeboman Gereja Oikumene, Samarinda, diduga bergabung dengan kelompok radikal.
Mereka disebut-sebut berkumpul di sebuah bangunan yang dulunya masjid.
Bangunan itu berdiri di Jalan Ciptomangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Loa Janan Ilir.
Meski dikenal sebagai masjid, warga sekitar jarang beribadah di sana. Amalan di masjid itu disebut warga berbeda dengan majelis umumnya.
Contohnya, tak ada zikir bersama setelah salat wajib.
Selama dua tahun terakhir, jemaah masjid justru berdatangan dari luar kelurahan. Jumlah mereka diperkirakan puluhan orang.
Kegiatan tertutup. Ceramah maupun pembacaan ayat suci Alquran hanya di dalam masjid tanpa menggunakan pengeras suara.
Pintu masjid ditutup seolah ada pembicaraan rahasia.