Antasari Hanya jadi Kambing Hitam
Senin, 09 Mei 2011 – 05:15 WIB
Kejanggalan-kejanggalan Kasus Antasari :
- Hanya anak peluru dan celana jins Nasrudin yang disita. Baju yang disebut berceceran darah tidak diajukan dalam sidang. Pemeriksaan forensik terfokus pada peluru, bukan mobil korban. Padahal, seharusnya ada bekas peluru yang menembus kaca mobil.
- Jumlah peluru berbeda. JPU di sidang menyebut, ada tiga peluru. Ahli forensik Abdul Mun"im Idris menyebut, ada dua peluru berdiameter 9 mm. Peluru pertama masuk dari arah belakang sisi kepala sebelah kiri dan peluru kedua dari arah depan sisi kepala sebelah kiri. Padahal, bekas peluru pada kaca segi tiga mobil Nasrudin hampir sejajar dan tidak ada bekas peluru dari belakang.
- Peluru di kepala korban berdiameter 9 mm dan berasal dari senjata yang baik. Padahal, senjata yang digunakan eksekutor adalah revolver berkaliber 0,38 dengan salah satu silinder pistol macet.
- SMS ancaman tidak pernah masuk ke handphone Nasrudin. Ahli IT Agung Harsoyo menduga pengiriman SMS dilakukan melalui web server. Chip HP Nasrudin rusak sehingga tidak bisa dibuka.
- Penyitaan tiga barang bukti dari ruang kerja Antasari di KPK tidak berkaitan dengan perkara pembunuhan. Penyitaan itu juga tidak dikonfirmasi kepada Antasari.
- Eduardus Noe Ndopo Mbete alias Edo (eksekutor) diperiksa dengan cara dianiaya di luar lingkungan Polda Metro Jaya, sedangkan Rhani Juliani diperiksa di hotel, restoran dan apartemen.