Anti-Mainstream Marketing, Buku Bupati Anas Ungkap 20 Resep Memajukan Banyuwangi
”Berkat sejumlah kemasan, tingkat kunjungan ke Alas Purwo melonjak pesat, bahkan 2018 lalu dikunjungi lebih dari 211.000 orang,” ujar Anas.
Di buku tersebut, sambung Anas, juga dipaparkan model pemasaran Banyuwangi. ”Di Banyuwangi, kami bikin semacam model, dengan fokus pasar ke enam segmen, yaitu wisatawan, tour and travel, resident, investor, eksportir, dan industri manufaktur,” tuturnya.
Anas menjelaskan pentingnya resident alias orang-orang tertentu yang diajak untuk tinggal di sebuah daerah. ”Kita ajak influencer untuk tinggal di Banyuwangi. Misalnya, kami lagi siapkan Kampung Arsitek di mana lima arsitek paling top di Indonesia akan tinggal dan berkarya di Banyuwangi. Beberapa musisi juga berminat untuk tinggal di Banyuwangi. Nah dengan tinggal di Banyuwangi, beliau-beliau bergerak memberi manfaat, melakukan transformasi,” ujarnya.
Anas juga menekankan proses transformasi berdasarkan pendekatan ”dari kota santet menuju kota internet”. Banyuwangi yang dulu dikenal dengan citra klenik, kini menuju daerah dengan pelayanan publik berbasis digital. Sebanyak 189 desa sudah teraliri fiber optic untuk menunjang pelayanan publik.
”Di banyak desa sudah dikembangkan self service di mana warga kampung saat mengurus dokumen tidak perlu bertemu petugas,” pungkas Anas. (*/adk/jpnn)