Antisipasi Musim Kemarau, Daerah Diminta Manfaatkan Sumber Air yang Ada
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengimbau dinas terkait di provinsi dan kabupaten/kota memanfaatkan sumber air yang ada. Pasalnya, kekeringan diprediksi mulai terjadi pada Juli 2021.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi ENSO (El Nino Southern Oscillation) sampai Oktober 2020 adalah netral. Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada Juli, Agustus, September.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan sumber air di lahan pertanian sudah dibangun pemerintah, seperti embung, dam parit dan irigasi perpipaan/perpompaan.
"Sumber air ini dibangun memang untuk mengantisipasi kekeringan," kata Mentan SYL, Senin (12/4).
Pihaknya menilai strategi pompanisasi dan pipanisasi yang diterapkan Ditjen PSP sebagai langkah mitigasi kekeringan sudah efektif. Dengan begitu, petani tetap bisa bercocok tanam meskipun terancam kekeringan.
"Pompanisasi dan pipanisasi menurut saya adalah program yang sangat efektif karena bisa menanam dengan hasil tiga kali lipat. Sistem ini juga sangat efisien menghemat anggaran negara," kata Mentan SYL.
Sementara itu Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, dam parit dibangun dengan membendung sungai kecil atau parit alami.
Untuk pengembangan dam parit, sungai yang dibendung memiliki debit minimal 5 liter per detik dan dengan luas lahan usaha tani yang dapat diairi minimal 25 hektare.