Antre Sejak Pagi, Ratusan Kaum Difabel Gagal Jabat Tangan Presiden
jpnn.com - JAKARTA - Ratusan warga penyandang cacat atau kaum difabel yang sudah menunggu sejak pagi tadi untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara harus gigit jari. Pasalnya, mereka tak bisa berjabat tangan dengan orang nomor satu di pemerintahan saat acara open house Idul Fitri, Senin, (28/7).
Warga difabel yang datang dari berbagai wilayah di sekitar Jakarta ini sejak pagi menunggu gedung Sekretariat Kabinet, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Jumlahnya mencapai sekitar 900 orang. Kedatangan warga ini disambut Staf Khusus Presiden Bidang Publikasi dan Dokumentasi Ahmad Yani Basuki.
"Kehadiran bapak-bapak dan ibu-ibu di sini tetap dipantau beliau (SBY). Karena banyak tamu bapak Presiden," ujar Ahmad Yani saat menyambut kedatangan warga difabel tersebut.
Kebanyakan warga yang datang adalah kaum tunatera. Saat datang mereka diberi amplop putih panjang berisi uang Rp 300 ribu dan sebuah kotak makanan. Setelah itu, warga diminta kembali ke rumahnya masing-masing.
"Jadi substansinya maka diterima dengan cara ini, diberi pemahaman yang baik jadi tenang enggak ada masalah dan mereka bisa cepat kembali, karena kasihan ada yang tidak tahan menunggu antrean terlalu lama," sambung Yani.
Dia menjelaskan, ratusan warga difabel itu berasal dari wilayah Jabodetabek. Jika ada warga yang sangat ingin berjabat tangan dengan Presiden, kata Yani, dapat meminta panitia untuk mengupayakannya.
"Mereka yang sangat ingin ketemu kami usahakan bertemu. Kami tahu kondisi kebatinannya. Biasanya juga tidak cukup nyaman antre sekian panjang," sambungnya.
Setelah mendapatkan uang, para warga difabel pun dituntun untuk kembali masuk ke dalam bus yang membawa mereka. Ana, salah satu warga difabel mengaku ingin bertemu Presiden. Namun, kali ini ia kecewa tidak mendapat kesempatan tersebut.