Antrean Ketapang-Gilimanuk Menumpuk Lagi
jpnn.com - BANYUWANGI - Antrean kendaraan pemudik Lebaran di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk kembali mengular, Rabu (14/8). Aktivitas penyeberangan pada H+5 kemarin kembali meningkat setelah sehari sebelumnya merosot cukup drastis.
Kepadatan penumpang yang terjadi kali ini meningkat cukup tajam. Pada H+4 Selasa lalu (13/8), tidak terlihat lagi antrean kendaraan penumpang yang akan menyeberang di area Pelabuhan Ketapang. Area kantong parkir kendaraan roda dua (R2) dan kendaraan roda empat (R4) yang disediakan PT ASDP Indonesia Ferry (IF) Ketapang sempat lengang.
Namun, pada H+5 Rabu kemarin, antrean kendaraan kembali membeludak dan hampir memenuhi halaman PT ASDP IF Ketapang. Selain kendaraan R4, antrean terjadi pada penumpang kendaraan R2. Siang hingga sore kemarin, tenda antrean yang disediakan untuk penumpang kendaraan R2 penuh dengan pengendara sepeda motor.
Sebelumnya, tenda besar yang dipasang PT ASDP IF Ketapang tidak pernah full dengan kendaraan penumpang yang antre masuk kapal. Namun, yang terjadi kemarin, tenda antrean tidak pernah kosong dengan calon penumpang.
"Hari ini peningkatan cukup tinggi. Kami mempercepat bongkar muat kapal agar antrean tidak meluber keluar pelabuhan," ujar GM PT ASDP IF Ketapang Waspada Heruwanto kemarin.
Semua kapal yang memiliki daya angkut besar diturunkan untuk mengangkut ribuan pemudik. Kepadatan penumpang tidak hanya terjadi di dermaga pelabuhan ponton dan MB, namun juga di dermaga pelabuhan Landing Craft Machine (LCM) Ketapang.
Bahkan, beberapa kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) terpaksa diberangkatkan untuk membantu mengangkut kendaraan R4 yang masuk dermaga LCM. Sementara itu, kendaraan R2 yang melalui pelabuhan LCM tetap diangkut menggunakan feri jenis kapal motor penumpang (KMP).
Sementara itu, di Situbondo, terus membeludaknya jumlah pemudik setiap Idul Fitri membuat masyarakat tak tertampung kapal feri yang melayani penyeberangan di Pelabuhan Jangkar. Diprediksi, hanya sekitar 30 persen yang terangkut Kapal Dharma Kartika, kapal yang beroperasi di Pelabuhan Jangkar. "Sebanyak 30 persen terangkut Kapal Dharma Kartika. Selebihnya menggunakan kapal tradisional," pungkasnya. (afi/bay/pri/c1/als/c17/tia)