Apa Menteri Susi Lihat Pabrik Pengolahan Ikan Pada Tutup?
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti diminta fokus pada peningkatan produksi dan ekspor sektor perikanan sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo.
Hal ini disampaikan Anggota Komisi IV DPR Ichsan Firdaus, menyikapi polemik tentang larangan yang dikeluarkan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan agar Susi berhenti menggelamkan kapal.
Ditegaskan Ichsan, tutupnya belasan pabrik-pabrik pengolahan ikan di Jawa Tengah, di Bitung, Sulawesi Utara dan daerah lain karena kekurangan pasokan bahan baku ikan seharusnya menjadi tamparan bagi bos Susi Air tersebut.
"Akibat penurunan produksi ikan, banyak pabrik-pabrik yang tutup. Misalnya 16 pabrik di Jateng tutup. Di Bitung terjadi penutupan pabrik. Bukan saja persoalan nelayannya saja, tapi juga roda perekonomian di sekeliling pabrik. Apa ini tidak dilihat Bu Susi?" ucap Ichsan ditemui di kompleks Parlemen Jakarta, Jumat (12/1).
Karena itu, politikus Golkar ini menilai apa yang disampaikan oleh Menko Luhut bagian dari upaya mengingatkan Susi agar jangan hanya bicara tentang penenggelaman kapal dan illegal fishing. Akan tetapi bagaimana kesejahteraan nelayan dan pelaku sektor perikanan yang juga menjadi tanggung jawab KKP.
"Yang diinginkan Pak Luhut itu adalah, Bu Susi konsentrasilah, bagaimana menaikkan produksi perikanan dan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan. Itu yang lebih penting," tegasnya.
Selain itu, Susi juga harus merealisasikan programnya menciptakan investasi baru di sektor industri pengolahan ikan. Sebab, yang sekarang terjadi bukan membuat investasi baru, tapi justru tutupnya pabrik-pabrik dan investor mengalihkan usahanya ke negara lain.
"Bagaimana mendatangkan investasi pengolahan perikanan kalau pabrik pengolahan ikan yang ada saja banyak yang tutup, pindah ke negara lain. Itu hal yang tidak realistis," tutur Ichsan.