Aparat Lambat, Korban Terus Bertambah
jpnn.com - JAKARTA - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mencatat kasus kekerasan di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam mengalami peningkatan jelang Pemilu 9 April mendatang. Terhitung, sepanjang Januari-Maret sudah terjadi 27 aksi kekerasan.
Hal ini diungkap Kris Biantoro, Wakil Koordinator Badan Pekerja Kontras dalam diskusi bertema 'Pemilu Damai Tanpa Kekerasan dan Penyelesaian Pelanggaran HAM di Aceh' di kantor Kontras, Jakarta, Kamis (27/3).
"Januari-Maret 27 kekerasan yang erat kaitannya dengan Pemilu. Korbanya orang-orang parpol dan pelakunya berafiliasi dengan parpol lokal. Respon polisi sangat lambat, sehingga korban bertambah," katanya.
Selain kerja lambat yang diperlihatkan kepolisian menangani berbagai kasus kekerasan itu. Kontras juga menilai Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terlihat pasif dalam merespon kekerasan di Aceh.
Kris juga mengkritisi kinerja Badan pengawas Pemilu (Bawaslu) selaku stakeholder pengawasan Pemilu yang tidak memberikan respon yang signifikan meskipun sebagian besar kasus itu memakan korban dari kalangan parpol.
"Semestinya Bawaslu mendiskualifikasi caleg yang diduga terlibat dalam kasus kekerasan. Respon-respon itu tidak ada maka tidak heran kejadian kekerasan terus terjadi," tandasnya.(fat/jpnn)