APEC Contek G-20, AS Jadi Sasaran Kecaman
Senin, 24 November 2008 – 09:39 WIB
Kesepakatan 21 negara yang berkontribusi atas separo pertumbuhan ekonomi dunia itu dicapai pertemuan APEC Economic Leader’s Meeting (AELM) di ruang Bolognesi, Gedung Menteri Pertahanan, Lima, Peru, Minggu (23/11). Hasil dari bahasan pada AELM itu dimasukkan sebuah kesepakatan yang disebut Deklarasi Lima.
Beberapa delegasi mengakui sulit berharap ada inisiatif tanpa ada dukungan dari pihak Obama. Apalagi, presiden kulit hitam pertama AS itu tidak mengutus perwakilan ke Lima. Beberapa kesepakatan penting, seperti perjanjian perdagangan bebas dan solusi krisis nuklir Korea Utara, juga harus menunggu hingga Obama mendapatkan mandat penuh.
Selain posisi AS yang nanggung, negara yang sedang di bibir kehancurannya itu menjadi sasaran kecaman pidato beberapa kepala negara. Perdana Menteri (PM) Kanada Stephen Harper dan Presiden Meksiko Felipe Calderon, dua pemimpin negara yang berbatasan langsung, mencela AS yang menimbulkan krisis dan meminta ada peraturan bersama yang lebih ketat terhadap AS. ’’Tetangga paling dekat kami dan partner terbesar kami adalah pusat gempa keuangan dan kemunduran global,’’ kata Harper.
Sedangkan Calderon terang-terangan menuding biang krisis ini adalah situasi perekonomian di AS. ’’Ini bukan disebabkan negara-negara berkembang,’’ kata dia. Calderon mengingatkan agar Obama mengubah programnya yang akan meninjau ulang North American Free Trade Agreement (NAFTA). Saat kampanye, Obama mengatakan bahwa perjanjian dagang yang terbuka hanya akan mendorong pekerja imigran ke AS. ’’Pada hari AS memutus akses ke Meksiko, para pendatang akan menyeberang sungai dan melompati tembok untuk sampai ke AS,’’ ancamnya.
Deklarasi Lima