Apresiasi Tinggi Terhadap Jasa Mohammad Natsir, HNW Terus Dorong 3 April jadi Hari NKRI
Peran Mohammad Natsir yang sukses menghadirkan kembali NKRI, sehingga teriakan sekarang adalah 'NKRI Harga Mati' adalah monumen bersejarah yang sangat menentukan eksistensi dan masa depan Indonesia.
Pada 3 April 1950, di hadapan rapat paripurna Parlemen Republik Indonesia Serikat (RIS), Mohammad Natsir menyampaikan mosi integral.
Inti dari mosi tersebut ialah mengajak bangsa ini untuk kembali ke bentuk NKRI yang merupakan cita-cita Indonesia merdeka, sebagaiamana disepakati dalam UUD 45 Bab 1 Pasal 1 Ayat (1).
Pasalmya, Belanda melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) 26 Desember 1949 sudah mengubah Indonesia menjadi RIS (Republik Indonesia Serikat), sehingga pada masa itu bentuk negara yang ada adalah RIS.
“NKRI pada masa itu sudah dikubur oleh Belanda," tutur HNW.
Peran Mohammad Natsir yang menyatakan Mosi Integral itulah yang membuat Parlemen RIS dan pemerintah mengapresiasi dan menyepakati perjuangan dan usulannya dalam mosi integralnya, sehingga Indonesia kembali menjadi NKRI setelah sebelumnya berbentuk RIS.
“Nah ketika ada perguruan tinggi yang diprakarsai oleh Mohammad Natsir, STID, akan melakukan kegiatan di MPR, kami menyambut dengan suka cita," ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
HNW mengingatkan di komplek parlemen ini, dirinya bersama berbagai komponen bangsa pernah menandatangani usulan kepada pemerintah untuk menjadikan 3 April sebagai Hari NKRI.
Disebutnya, bangsa ini sudah memiliki Hari Pancasila, Hari Konstitusi, Hari Ibu, Hari Anak, Hari Tani, Hari Bela Negara, dan lain sebagainya, namun belum memiliki hari nasional untuk menguatkan spirit ber-NKRI.
“Sudah ada beragam hari nasional namun belum ada Hari NKRI," tegas alumnus Pondok Pesantren Gontor itu.
Melalui acara yang digelar DDII tersebut, HNW menilai momen penting untuk menguatkan usulan kepada pemerintah agar mempertimbangkan serius usulan 3 April dijadikan sebagai Hari NKRI.