April, Pekerja Migran di Belanda dan Timor Leste Bisa Kuliah di UT
jpnn.com, JAKARTA - Tidak lama lagi pekerja migran di Belanda dan Timor Leste bisa mendapatkan layanan pendidikan jarak jauh. Menyusul dengan rencana Universitas Terbuka (UT) untuk membuka hub di dua negara tersebut pada April-Mei 2019.
Menurut Wakil Rektor I bidang Akademik Mohamad Yunus, selama ini UT sudah melayani pendidikan jarak jauh di luar negeri. Seperti di Belgia, Inggris, Jerman, Swiss, Malaysia, Singapura, Hongkong, Korsel, Taiwan, Arab Saudi, Qatar, dan lainnya.
Dibukanya layanan pendidikan UT di luar negeri ini atas permintaan warga negara Indonesia melalui kedutaan besar masing-masing.
"Jadi banyak WNI yang bekerja di sana ingin melanjutkan studi S1 atau S2 nya. Nah ini yang diambil oleh UT karena sebagai perguruan tinggi negeri yang melayani pendidikan jarak jauh (PJJ) harus bisa membantu pemerintah memberikan pendidikan kepada seluruh anak bangsa," terang Yunus di sela-sela sarasehan UT dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan 17 negara, Kamis (14/2).
Saat ini, jumlah mahasiswa UT di luar negeri mencapai 2.300 orang. Dengan makin banyaknya unit layanan pendidikan UT di luar negeri diharapkan jumlah mahasiswa bisa bertambah. Dalam dua tahun ke depan (2019-2020), UT menargetkan jumlah mahasiswa luar negeri 10 ribu orang.
Untuk mencapai target tersebut, salah satu upaya yang dilakukan UT adalah bekerja sama dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), Kedubes, dan lainnya.
"Tidak semua orang yang bekerja di luar negeri itu punya bekal cukup untuk kuliah di negara mereka bekerja. Itu sebabnya, UT hadir memberikan layanan PJJ. Mereka bisa daftar lewat online atau datang ke Kedubes," terangnya.
"Soal ujian, UT sudah mengembangkan ujian tanpa pengawas. Jadi mahasiswa bisa ujian di mana saja dengan alat yang UT punya ini," sambung Yunus. (esy/jpnn)