Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

APROBI: Bahan Bakar Nabati untuk Kemakmuran Bangsa

Kamis, 15 Oktober 2020 – 04:18 WIB
APROBI: Bahan Bakar Nabati untuk Kemakmuran Bangsa - JPNN.COM
Buah kelapa sawit. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah mendukung penuh pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN). Hal itu disampaikan Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Edi Wibowo, dalam webinar ‘Strategi dan Peluang Mengelola BBN Berbasis Biohidrokarbon Untuk Kemaslahatan Bangsa’.

“Sebagai bagian dari ekosistem sawit nasional, kami mendukung penuh upaya pengembangan BBN cair berbahan dasar sawit karena manfaatnya sangat banyak bagi masyarakat Indonesia,” ujar Edi dalam paparannya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Parulian Tumanggor menyatakan penggunaan biodiesel di Indonesia sudah berjalan sejak 2006.

Pria yang akrab disapa Pak Tum ini memaparkan yang menjadi latar belakang dari penggunaan biodiesel di Indonesia adalah fakta bahwa Indonesia telah menjadi net importir minyak mentah, serta berlimpahnya produk kelapa sawit Indonesia.

“Betapa bersyukurnya kita bahwa Tuhan menganugerahkan kepada kita, posisi sebagai produsen CPO terbesar di dunia, karena tidak semua negara bisa menanam sawit. Sehingga cinta sawit itu perlu kita terapkan kemudian, cinta penggunaan bahan bakar nabati juga makin diketatkan,” tutur Tumanggor.

Di luar kedua hal tersebut, penggunaan biodiesel juga tidak lepas dari adanya tuntutan penurunan emisi gas rumah kaca sebagaimana disepakati dalam Protokol Kyoto.

Di lain pihak, produksi sawit di Indonesia juga merupakan potensi yang besar dalam mewujudkan ketahanan energi.

“Kita bisa menggunakan produk nabati menjadi energi nasional dan kita juga perlu menuntaskan kemiskinan melalui sawit ini. Inilah beragam alasan kuat mengapa biodiesel perlu diimplementasikan di Indonesia,” tuturnya.

Penggunaan biodiesel juga tidak lepas dari adanya tuntutan penurunan emisi gas rumah kaca sebagaimana disepakati dalam Protokol Kyoto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News