Ara: Jokowi Menang, Prabowo dan Fadli Zon Bisa Bergabung
jpnn.com - Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengingatkan, siapa pun yang memenangkan Pilpres 2019, masyarakat jangan sampai terpecah belah. Legislator yang biasa disapa Ara itu mengatakan bahwa ungkapan-ungkapan yang ada sekarang ini perlu sampai ke titik yang masih ada toleransinya, dan bersikap saling memelihara serta kebersamaan.
“Lebih jauh saya berberapa kali kasih statement, bukan tidak mungkin misal Bapak Jokowi menang dan kami berkeyakinan seperti itu, Bapak Prabowo dan Bapak Fadli bisa bergabung dalam pemerintahan ke depan,” kata Ara dalam diskusi Batasan Norma Debat Capres di gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/2).
Dalam diskusi hadir pula narasumber lain Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Komisioner Bawaslu Rahmat Bagja. “Kita sering memakai kata negarawan, kita tahu waktunya bersaing, berkompetisi tetapi juga punya keikhlasan untuk bersatu dan semangat bersatu pada waktunya. Saya yakin juga harus ada di hati kita masing-masing karena inilah demokrasi,” paparnya.
Ara mengaku bersama Fadli Zon pernah ada dalam satu barisan ketika Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Prabowo maju di Pilpes 2009.
Bahkan, pada 2012, Ara dan Fadli Zon sama-sama dalam satu barisan mendukung Joko Widodo – Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2012. “Waktu itu yang ada puji-pujian terus, sama Jokowi-Ahok dan Prabowo, tetapi karena posisi ya begitu,” katanya.
Ara menegaskan, dulu juga bersama anggota DPR sekaligus Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani membongkar kasus skandal Bank Century. “Tahun 2009 sama-sama datang ke tempat Prabowo untuk semua mendukungnya, PKS juga waktu itu di luar pemerintahan, PDI perjuangan, Gerindra dan Hanura,” jelasnya.
Ara mengatakan, memang posisi politik bisa berubah-ubah karena ada ideologi, positioning, dan agenda politik. “Jadi saya hanya mengingatkan jangan sampai semangat persatuan itu kalah dengan semangat kompetisi,” katanya. (boy/jpnn)