Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024

Senin, 25 November 2024 – 18:13 WIB
Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024 - JPNN.COM
Pengamat militer Al Araf. Foto: Dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti senior Centra Initiative Al Araf menyoroti langkah Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) yang ikut terlibat aktif dalam kampanye pemenangan pasangan calon (Paslon) pada Pilkada serentak 2024.

"Kenapa seorang mantan presiden sampai habis-habisan turun untuk memenangkan Jawa Tengah dan Jakarta? Itu kan sebenarnya memalukan. Secara etik, itu memalukan," kata Al Araf dalam diskusi yang digelar Imparsial bersama koalisi masyarakat sipil kawal Pemilu Demokratis bertajuk 'Dinamika Politik dan Keamanan Jelang Pilkada: Bayang-Bayang Jokowi di Rezim Prabowo' di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (25/11).

Menurut Al Araf, seorang mantan presiden itu sebaiknya cukup diam dan melihat pertarungan Pilkada serentak 2024 ini saja. Hal itu menunjukkan, bagaimana mantan presiden menunjukkan sikap kenegarawanannya.

Dengan secara terang-terangan menunjukkan sikap sekaligus dukungannya terhadap paslon tertentu, Al Araf melihat seperti ada maksud dan tujuan di baliknya.

"Artinya, kan, ada kegentingan, ada kedaruratan atau pertanyaannya ada kepentingan yang dibaca dalam lima tahun ke depan oleh dia, sehingga pilkada ini harus menang," ujarnya.

Dia menolai pilkada ini bukan hanya dilihat dalam konteks pemilu saat ini. Namun, pilkada ini akan menjadi penyangga dalam pertarungan politik di 2029 nanti.

"Itu yang kemudian membuat situasinya memanas dan seorang mantan presiden pun habis-habisan untuk turun," tutur dia melanjutkan.

Tidak berhenti di Jokowi sebagai mantan presiden, Al Araf juga menyoroti langkah Presiden RI Prabowo Subianto yang ikut turun mengampanyekan calonnya di Jawa Tengah. Menurutnya, pemerintah seharusnya tidak menunjukkan keberpihakannya kepada paslon tertentu.

Menurut Al Araf, seorang mantan presiden itu sebaiknya cukup diam dan melihat pertarungan Pilkada serentak 2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News